Badan Geologi mengungkap penyebab hilangnya aliran air sungai di sekitar Jorong Gantiang, Nagari Singgalang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat yang beberapa waktu viral di media sosial.
Sebelumnya, kejadian hilangnya aliran air sungai ini viral di medsos.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam salah satu unggahan di X, rekaman video tersebut menunjukkan kondisi air sungai yang terputus dan masuk ke dalam tanah. Padahal, alirannya di hulu cukup deras, namun kering kerontang di bagian hilir.
Badan Geologi mengonfirmasi lokasi sungai tersebut berada pada aliran Batang Lalo, dan mengatakan kejadian ini sudah berlangsung lama.
Kemudian, berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan yang dilakukan oleh Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat, air sungai yang hilang muncul di bagian hilir dan mengarah ke Lubuak Mato Kuciang.
"Hal ini menunjukkan adanya jalur sungai bawah tanah pada daerah tersebut meskipun tidak berkembang dengan baik," jelas Badan Geologi di Instagram, Rabu (10/12).
Video yang viral disebut menunjukkan pada aliran Batang Lalo terdapat singkapan batugamping yang berkontak langsung dengan aluvial.
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Padang Skala 1:250.000, batugamping ini termasuk ke dalam formasi batugamping perem (PI).
Pada Peta Geologi skala 1:50.000 termasuk ke dalam anggota batugamping Formasi Kuantan. Peta tersebut menunjukkan kedudukan batugamping berada di bawah endapan aluvial.
Menurut Badan Geologi, batugamping perem terdiri dari batugamping pejal, berongga, berwarna putih, kelabu dan kemerahan, mengandung sisipan tipis batubasak, filit, serpih, terkersikkan dan kuarsit. Pada umumnya membentuk topografi kasar berpunggungan tajam.
Batugamping pejal biasanya padat, keras, dan masif, namun pada beberapa tempat masih menunjukkan adanya rongga-rongga. Pada rongga-rongga ini bisa menjadi tempat masuknya air sungai (permukaan) ke dalam batugamping.
Dengan demikian, hilangnya air sungai itu akibat aliran Batang Lalo masuk ke dalam lubang atau rongga batugamping dari formasi batugamping perem. Hal seperti ini disebut biasa terjadi pada daerah dengan sebaran batugamping.
"Hilangnya aliran Batang Lalo, karena air sungai tersebut masuk ke dalam rongga batugamping, mengalir melalui sungai bawah tanah dan muncul keluar dibagian hilir (mengarah ke Lubuak Mato Kuciang)," jelas Badan Geologi.
Hilangnya air sungai pada rongga batugamping ini bisa saja terjadi pada lokasi lain di sekitarnya. Masyarakat juga tidak perlu khawatir karena hal ini tidak akan memicu kejadian gerakan tanah pada wilayah tersebut.
Sementara itu, ahli geologi dan mitigasi bencana geologi dan vulkanologi Ade Edward menduga aliran sungai yang masuk ke tanah merupakan kawasan bukit kapur.
"Nah, kalau ada sungai yang airnya hilang, ya itu biasanya terjadi pada daerah-daerah kawasan bukit kapur. Kawasan bukit kapur itu kan mudah mengalami pelarutan," kata Edward di Padang, Sabtu (6/12), melansir Antara.
Ia menjelaskan fenomena air sungai yang tiba-tiba putus atau masuk ke dalam tanah di luar aliran biasanya dikenal sebagai peristiwa hilangnya aliran sungai. Dalam banyak kasus, hal ini terkait dengan pembentukan lubang runtuhan (sinkhole).
Ini merupakan gejala geologis yang umum terjadi di daerah dengan karakteristik tertentu.
Ade mengatakan pada umumnya di kawasan bukit kapur terdapat rongga, sehingga aliran sungai yang terputus masuk ke dalam yang kemudian membentuk sungai bawah tanah.
"Nah, karakter daerah bukit kapur memang begitu sehingga aliran yang sebelumnya menjadi terputus," jelas dia.
(lom/dmi)