Untirta Banten berencana mengembangkan tulang buatan atau bone graft dari jaringan hewan melalui program studi (prodi) dokter hewan dan RS Pendidikan Untirta pada 2026 mendatang. Jika berhasil, ini dapat mengurangi ekspor yang selama ini dilakukan untuk menyelamatkan kesehatan banyak manusia.
"Misalkan tulang tambahan itu 90 persen masih import. Sedangkan kita bisa memproduksi sendiri. Rencananya rumah sakit pendidikan ini kita akan memfasilitasi bone graft atau jaringan tulang yang bisa dibuat, yang diambil dari jaringan hewan dan itu peranannya dokter hewan disitu," ujar dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Untirta, Selasa, (18/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, prodi kedokteran hewan Untirta juga akan memfokuskan pada ilmu untuk menghasilkan ternak halal. Mulai dari makanan, pengelolaan kandang hingga pemberian obat yang dipastikan kehalalannya.
Saat ini saja, Indonesia masih kekurangan dokter hewan, karenanya dibutuhkan banyak tenaga kesehatan untuk menjaga ternak maupun hewan peliharaan yang ada.
"Kalau bicara kedokteran hewan itu juga bicara ketahanan pangan, sesuai asta cita Pak Prabowo. Salah satu keunggulan prodi kedokteran hewan kita memfasilitasi protein hewani yang halal, karena 90 persen penduduk muslim, tapi tidak ada yang memfokuskan kesana," terangnya.
Saat ini jurusan kedokteran hewan kurang diminati oleh calon mahasiswa, namun profesi nakes itu sebenarnya sangat dibutuhkan masyarakat.
Salah satunya saat pandemi Covid-19, para ilmuwan dan dokter melakukan penelitian, hingga ditemukan dugaan asal muasal virus tersebut yang dianggap berasal dari kelelawar.
Kemudian, kesehatan manusia juga diawali dari sehatnya hewan ternak yang dikonsumsi masyarakat luas.
"Ada itu one health, jika bicara kesehatan manusia, itu juga bicara kesehatan hewan," jelasnya.
Lihat Juga : |