Tersandera Masalah Dana, 30 Paus Beluga Terancam Disuntik Mati

CNN Indonesia
Senin, 13 Okt 2025 07:25 WIB
Sebanyak 30 ekor paus beluga terancam disuntik mati oleh taman margasatwa laut di Kanada, Marineland.
Ilustrasi. Sebanyak 30 ekor paus beluga terancam disuntik mati oleh taman margasatwa laut di Kanada, Marineland. (Foto: iStockphoto/cmeder)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebanyak 30 ekor paus beluga terancam disuntik mati oleh taman margasatwa laut di Kanada, Marineland. 

Marineland mengancam akan menyuntik mati 30 paus beluga jika pemerintah federal tidak memberikan bantuan dana. Ancaman ini muncul setelah Menteri Perikanan Kanada memblokir rencana pemindahan paus-paus tersebut ke taman margasatwa laut di China.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam surat bertanggal 3 Oktober, pihak Marineland menyatakan bahwa mereka tengah berada dalam kondisi keuangan yang kritis dan tidak memiliki sumber daya untuk merawat para paus dengan layak.

"Jika pemerintah tidak memberikan pendanaan atau izin ekspor sebelum 7 Oktober, kami akan menghadapi keputusan yang menghancurkan: eutanasia terhadap salah satu populasi paus beluga terbesar yang hidup dalam penangkaran," tulis pihak taman tersebut, melansir The Guardian, Senin. (6/10).

Marineland, yang terletak di kawasan Air Terjun Niagara, Ontario, merupakan taman hiburan yang mencakup kebun binatang, akuarium, hingga area hutan seluas hampir 400 hektare. Dalam beberapa tahun terakhir, taman ini menjadi sorotan tajam setelah muncul dugaan bahwa hewan-hewan di sana hidup dalam kondisi yang tidak baik.

Merujuk dokumen yang dihimpun oleh Canadian Press, sejak 2019, sebanyak 20 paus, terdiri dari 19 beluga dan satu orca, dilaporkan mati di taman tersebut. Taman ini juga tidak membuka operasionalnya selama musim panas dan tengah bersiap untuk dijual.

Rencana awal Marineland adalah mengirimkan beluga-beluga tersebut ke Chimelong Ocean Kingdom di Zhuhai, China. Namun, Menteri Perikanan Kanada, Joanne Thompson, menolak permintaan ekspor itu.

"Saya tidak bisa, dengan hati nurani, menyetujui ekspor yang akan melanggengkan perlakuan yang selama ini dialami paus-paus beluga itu," kata Thompson.

Ia menambahkan bahwa menyetujui permintaan itu berarti membiarkan para paus terus hidup dalam penangkaran dan dijadikan hiburan publik.

Perdana Menteri Ontario Doug Ford menyatakan keprihatinannya dan berjanji pemerintah provinsi akan melakukan segala upaya untuk memberikan kehidupan terbaik bagi paus-paus tersebut.

"Kondisi taman itu sangat buruk," ujarnya.

Undang-undang provinsi Ontario memungkinkan pemerintah daerah menyita hewan-hewan tersebut untuk menjamin keselamatan mereka, serta menagih biaya yang dikeluarkan saat properti taman dijual.

Di sisi lain, kelompok pemerhati hak hewan menilai ancaman eutanasia ini sebagai taktik menekan pemerintah. Para aktivis menilai bahwa krisis ini tidak muncul tiba-tiba.

"Marineland telah puluhan tahun mendapat untung dari memelihara paus dalam tangki sempit, dan kini mereka duduk di atas lahan bernilai ratusan juta dolar. Mereka punya kewajiban moral untuk membiayai perawatan masa depan hewan-hewan ini," kata Camille Labchuk, pengacara sekaligus direktur eksekutif Animal Justice.

"Ini adalah akibat dari dekade panjang pengabaian dan kekejaman. Upaya Marineland memaksa pemerintah membatalkan keputusannya, bahkan dengan mengancam akan membunuh paus-paus itu, sungguh tercela," katanya menambahkan.

Marineland sebelumnya membantah tuduhan tersebut. Dalam pernyataannya, taman ini menyebut bahwa paus-paus mereka "mendapat perawatan kesehatan yang jauh lebih baik dan perhatian 24 jam, melebihi manusia mana pun di Inggris atau tempat lain."

Pihak taman juga mengatakan bahwa aktivis hak-hak hewan selama ini terus berupaya menyamakan kematian hewan dengan dugaan penyiksaan, yang dianggap sebagai propaganda efektif untuk menggalang dana.

Sampai saat ini, nasib 30 beluga tersebut masih belum pasti. Para aktivis terus mendesak agar paus-paus itu dipindahkan ke suaka laut, meski pilihan yang tersedia masih sangat terbatas.

(dmi/dmi)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER