Seorang pengacara bernama Mark Zuckerberg menggugat Meta, perusahaan induk sejumlah platform media sosial, karena akun Facebook-nya terus diblokir. Akun tersebut diblokir karena dianggap 'meniru orang terkenal', lantaran nama pengacara itu mirip dengan CEO Meta, Mark Zuckerberg.
Mark S. Zuckerberg, pengacara yang telah berpraktik sejak 1980-an, menggunakan halaman Facebook untuk mempromosikan jasanya dan menjaring klien. Namun, dalam delapan tahun terakhir, akunnya lima kali diblokir oleh sistem moderasi Meta karena diduga melakukan peniruan identitas.
"Saya tidak meniru siapa pun. Nama saya memang Mark Zuckerberg," ujar sang pengacara kepada stasiun TV lokal 13WTHR, melansir Tech Crunch, Kamis (4/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini tidak lucu, apalagi saat mereka tetap menarik uang saya. Saya benar-benar marah," lanjut dia.
Dalam gugatan yang diajukan ke pengadilan, Zuckerberg mengungkapkan telah menghabiskan lebih dari US$11.000 atau sekitar Rp181 juta (dengan asumsi kurs Rp16.449 per 1 dollar AS) untuk beriklan di Facebook. Namun, setiap kali akunnya dinonaktifkan, biaya iklan tetap berjalan dan tidak dikembalikan.
Zuckerberg juga melampirkan salinan korespondensi email sejak 2020, yang menunjukkan bahwa ia sudah berulang kali mengajukan keberatan ke Meta sejak 2017, namun tidak mendapat solusi.
"Kalau kalian bertemu Mark Zuckerberg yang lebih muda dan lebih kaya itu, tolong sampaikan salam saya. Dia membuat saya kesal hampir setiap hari," tulisnya dalam salah satu email.
Kisah unik ini tak berhenti di masalah akun. Zuckerberg mengaku identitasnya kerap memicu kebingungan dan masalah, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Ia bahkan membuat situs iammarkzuckerberg.com untuk menjelaskan bagaimana namanya menjadi beban tersendiri.
"Saya tidak bisa melakukan reservasi atau berbisnis dengan mudah. Orang mengira saya penipu atau sedang bercanda," ujarnya.
Zuckerberg membandingkan pengalamannya dengan iklan ESPN yang menampilkan orang-orang bernama Michael Jordan, tetapi bukan legenda NBA.
Meski bukan miliarder, Mark S. Zuckerberg adalah sosok yang dihormati dalam bidang hukum kepailitan. Ia sering diundang sebagai pembicara dalam konferensi hukum.
Namun, reputasinya tetap dibayangi oleh nama besar Zuckerberg lainnya.
"Saat menghadiri acara di Las Vegas, seorang sopir limusin menjemput saya dengan papan nama 'Mark Zuckerberg'. Orang-orang langsung berkerumun karena mengira saya adalah CEO Meta," kenangnya.
Tak jarang ia juga menerima panggilan telepon dan pesan salah kirim, termasuk ancaman dan permintaan uang. Tapi saat kekacauan ini berdampak pada penghasilan, ia merasa sudah waktunya mengambil langkah hukum.
Menanggapi gugatan tersebut, pihak Meta mengaku sedang menyelidiki masalah yang dialami Mark S. Zuckerberg.
"Kami tahu ada lebih dari satu Mark Zuckerberg di dunia," ujar perwakilan Meta kepada 13WTHR.
Meski begitu, sang pengacara mencoba melihat sisi positif. "Saya tidak bermaksud jahat pada Mark E. Zuckerberg. Saya bahkan akan dengan senang hati menangani kasus kebangkrutannya jika ia membutuhkannya suatu hari nanti - sebagai penghormatan atas nama kami yang sama."
(dmi/dmi)