Waspada Curah Hujan Meningkat Akhir Agustus, Siap-siap Hujan Lebat

CNN Indonesia
Rabu, 20 Agu 2025 06:44 WIB
BMKG memprediksi curah hujan bakal meningkat dalam beberapa waktu ke depan. Sejumlah daerah diperkirakan bakal diguyur hujan deras.
Ilustrasi. BMKG memprediksi curah hujan bakal meningkat dalam beberapa waktu ke depan. Sejumlah daerah diperkirakan bakal diguyur hujan deras. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan bakal meningkat dalam beberapa waktu ke depan. Sejumlah daerah diperkirakan bakal diguyur hujan deras.

BMKG, dalam Prospek Cuaca Mingguan periode 19-25 Agustus, memprediksi sejumlah wilayah di Indonesia diperkirakan berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut BMKG potensi ini dipengaruhi oleh beberapa dinamika atmosfer, antara lain aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) yang berada pada fase 3, sehingga meningkatkan peluang pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat.

Kondisi ini juga diperkuat gelombang atmosfer berupa kombinasi Mixed-Rossby Gravity dan Gelombang Kelvin, serta anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) positif yang menandakan peningkatan aktivitas konvektif di wilayah Indonesia. Selain itu, teridentifikasi sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat Sumatra yang secara tidak langsung memengaruhi pola angin di sekitar Indonesia dengan membentuk area perlambatan dan belokan angin, sehingga semakin memicu pertumbuhan awan hujan signifikan.

"Faktor-faktor tersebut menyebabkan curah hujan meningkat di saat sebagian besar wilayah masih pada periode musim kemarau" jelas BMKG dalam laman resminya, Senin (18/8).

BMKG memprediksi dalam sepekan ke depan, sejumlah wilayah Indonesia berpotensi mengalami pembentukan awan hujan yang cukup signifikan. Kondisi ini dipicu interaksi berbagai faktor atmosfer skala global, regional, hingga lokal yang mempertahankan atmosfer berada dalam kondisi labil dan mendukung perkembangan awan konvektif.

Aktivitas atmosfer tersebut berpotensi menghasilkan hujan dengan intensitas bervariasi, mulai dari ringan hingga lebat.

Menurut BMKG, indeks Dipole Mode tercatat berada di angka -0,84, yang berperan meningkatkan pasokan uap air di Samudra Hindia bagian barat Sumatera. Sementara itu, fenomena MJO berada pada fase 3 (Samudra Hindia bagian timur) dan diperkirakan akan menguat, lalu bergeser ke fase 4 memasuki wilayah Indonesia.

Kemudian, pada skala regional diperkuat oleh adanya gelombang-gelombang tropis, seperti Gelombang Kelvin dan Mixed Rossby-Gravity yang terpantau aktif di wilayah Lampung, Jawa, Kalimantan bagian selatan, Sulawesi, dan sebagian Maluku.

Selain itu, gelombang berfrekuensi rendah (low frequency) juga persisten aktif di Sumatera bagian selatan, Jawa bagian barat, serta sebagian wilayah tengah dan timur Indonesia, yang mendukung proses pembentukan awan hujan di area tersebut.

Faktor penguat lainnya datang dari sirkulasi siklonik di Samudra Hindia sebelah Barat Sumatera bagian barat yang memicu perlambatan angin (zona konvergensi) yang membentang memanjang dari Lampung hingga Samudra Hindia barat daya Banten.

Daerah konvergensi lainnya terpantau memanjang dari Jawa Timur hingga Jawa Tengah, di Laut Jawa, dari Sulawesi Tenggara hingga Sulawesi Tengah, dari Maluku hingga Teluk Tomini, dari Papua Pegunungan hingga Papua Barat.

Keberadaan zona konvergensi dan belokan angin ini menjadi pemicu tambahan bagi pertumbuhan awan hujan di wilayah yang terlewati.

(dmi/dmi)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER