Layanan internet di Kazakhstan dilaporkan down pada Jumat (7/1) waktu setempat. Hal tersebut membuat Kedutaan Besar Indonesia untuk Kazakhstan kesulitan meeting virtual.
Salah satu perwakilan kedutaan Besar Indonesia di Kazakhstan mengkonfirmasi hal tersebut. Pihaknya sampai harus mengirimkan rekaman suara untuk melaporkan kondisi terkini di negara pecahan Uni Soviet itu.
Sebelumnya listrik sempat padam, namun kini sudah berangsur pulih. Sementara itu, jaringan internet masih naik-turun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami agak kesulitan melakukan Zoom Meeting karena internet up and down, terkadang mati," ujar Dubes Indonesia untuk Kazakhstan, Jumat (7/1) siang.
Internet di Kazakhstan dilaporkan terganggu pekan ini, diduga akibat aksi protes ribuan masyarakat atas kenaikan harga bahan bakar cair atau LPG.
Layanan internet sebagian sempat pulih pada Rabu (5/1) lalu, namun masih ada bukti gangguan yang signifikan.
Organisasi pemantau keamanan dunia maya dan tata kelola internet, NetBlocks melaporkan terputusnya internet yang signifikan terjadi pada Selasa malam, saat protes dimulai di kota barat Zhanaozen.
Alp Toker direktur NetBlocks, mengatakan bahwa mereka telah melacak gangguan sejak Selasa (4/1). Awalnya terjadi pemadaman listrik yang mempengaruhi semua konektivitas di negara tersebut.
"Yang mencolok di sini adalah penyebaran pembatasan internet yang cepat dalam skala nasional, yang secara efektif mengakibatkan kekosongan informasi baik di dalam maupun di luar negeri," ujar Toker dikutip ZDnet.
Putusnya layanan internet dinilai mempersulit untuk mendapatkan gambaran jelas tentang kondisi terkini yang ada di Kazakhstan, di tengah situasi sosial yang tidak stabil.
NetBlocks juga merilis beberapa grafik yang menunjukkan bahwa layanan internet penyedia seluler di negara itu seperti Kcell, Beeline, dan Tele2 masih terganggu secara signifikan pada Rabu, ketika pemerintah menanggapi aksi protes dengan tindakan represif.
(can/fjr)