Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan alasan stok bahan bakar minyak (BBM) di SPBU swasta menipis dan mengapa banyak warga beralih dari SPBU Pertamina. Pada dasarnya dikatakan sekarang pembelian BBM nonsubsidi meningkat.
SPBU swasta hanya menjual BBM nonsubsidi, sementara BBM subsidi, Pertalite dan Biosolar, eksklusif ditawarkan di SPBU Pertamina. Namun sejak dilakukan pembatasan penyaluran BBM subsidi, warga yang ingin mendapatkannya memerlukan QR Code.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan banyak warga yang belum melakukan pendaftaran QR Code. Dia menyebut hal itu karena kapasitas mesin (cc) kendaraan yang dimiliki tak sesuai ketentuan sehingga mereka beralih ke BBM nonsubsidi.
"Sementara masyarakat karena itu perlu mendaftar, kemudian mereka juga mungkin itu cc kendaraannya tidak sesuai, terjadi shifting yang tadinya dari subsidi Pertalite itu menjadi nonsubsidi," kata Yuliot di Jakarta, dikutip CNBC Indonesia, Senin (8/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Laode Sulaeman juga berpendapat serupa, dia bilang saat ini cukup banyak masyarakat beralih ke BBM nonsubsidi.
"Ada shifting. Jadi masyarakat kita ternyata saat ini juga tidak selalu menggantungkan diri pada BBM subsidi Mereka juga shifting ke jenis BBM yang di atas RON 92," ucap Laode.
Migrasi konsumsi BBM subsidi ke nonsubsidi dikatakan sekarang sudah mencapai 1,4 juta kilo liter. Transisi ini juga disebut menjadi salah satu alasan stok BBM di SPBU swasta berkurang drastis selama beberapa pekan terakhir.
Laode membantah narasi soal BBM langka. Menurut dia alokasi volume BBM buat SPBU swasta sudah ditambah 10 persen dari 2024 oleh pemerintah.
"Ini banyak sekali berita-berita yang beredar Jadi saya sampaikan tidak ada kelangkaan BBM Itu yang penting dijadikan catatan," kata Laode, Selasa (9/9).
Buat mengatasi stok tipis BBM nonsubsidi di SPBU swasta, Kementerian ESDM mendorong mereka melakukan pembelian dari Pertamina.
"Jadi pagi tadi kami telah mengundang Badan Usaha Swasta, SPBU Swasta dan minggu lalu juga kami sudah sinkronisasikan volume-nya dengan Pertamina Patra Niaga. Pagi tadi kita sudah rapat," kata Laode.
Shell dan BP
Sudah beberapa pekan berbagai titik SPBU Shell dan BP terlihat tak lengkap menawarkan produk BBM nonsubsidi. Mereka telah mengakui ada masalah stok dan tak bisa memastikan kapan bisa tersedia.
"Shell Indonesia ingin menginformasikan bahwa produk bahan bakar minyak (BBM) Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ tidak tersedia di beberapa jaringan SPBU Shell hingga waktu yang belum dapat dipastikan," ujar Inggrid dalam keterangan Rabu (27/8).
Sedangkan Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura mengatakan memang terjadi kendala stok untuk beberapa jenis BBM mereka sehingga tidak bisa melayani konsumen dengan maksimal.
"Saat ini beberapa jaringan SPBU BP mengalami keterbatasan stok bahan bakar minyak (BBM) BP Ultimate dan BP 92, sehingga tidak dapat melayani penjualan produk BBM secara lengkap," katanya dalam keterangan, Rabu (27/8).
(fea)