Astra Daihatsu Motor (ADM) buka suara terkait penjualan Rocky yang belakangan mengalami penurunan pada pasar domestik. Menurut Daihatsu kondisi itu disebabkan oleh pergeseran atas fokus konsumen SUV ringkas ke model yang lebih terjangkau alias LCGC.
Sri Agung Handayani, Direktur Marketing and Planning & Communication ADM berpendapat penurunan penjualan Rocky diiring dengan membaiknya pasar dua model LCGC Daihatsu yaitu Sigra dan Ayla.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya karena mungkin LCGC-nya kami mulai membaik," kata Agung ditemui di pabrik Daihatsu Jakarta, Jumat (22/8).
"Jadi kami berusaha untuk tetap Berorientasi pada LCGC seperti Sigra. Dan tetap berorientasi terhadap Grand Max untuk para pelaku usaha yang memulai usahanya," katanya menambahkan.
Penjualan Rocky dalam beberapa bulan terakhir terekam memburuk, terutama usai kehadiran pendatang baru pada segmen SUV ringkas lima penumpang Suzuki Fronx.
Misalnya pada Juni, wholesales Rocky hanya berjumlah 52 unit, sedangkan Fronx yang baru meluncur pada bulan ini tembus 1.782 unit dan kembaran Rocky yaitu Toyota Raize hanya mengemas distribusi ke dealer 619 unit.
Masuk ke Juli, distribusi Rocky sedikit lebih baik mencapai 111 unit, sementara Fronx berjumlah 2.197 unit dan Raize 562 unit.
Agung tak mempermasalahkan bila varian Rocky Hybrid yang baru diluncurkan bulan lalu tidak memberi dampak signifikan terhadap penjualan model tersebut secara keseluruhan.
Baginya Rocky Hybrid merupakan upaya Daihatsu dalam memberi alternatif pilihan masyarakat terhadap mobil ramah lingkungan.
Untuk diketahui, Rocky Hybrid berhasil menjadi model terlaris Daihatsu selama 11 hari penyelenggaraan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025, dengan membukukan 147 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK).
"Itu komitmen kami di karbon netral, bukan memaksakan lagi customer untuk memakai apa yang kami punya, tapi apa yang mereka butuhkan," katanya.
(ryh/fea)