Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meminta komitmen kepada tiga pabrikan otomotif besar asal Jepang, Toyota, Suzuki, dan Daihatsu agar dapat mempertahankan harga jual mobil dan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap pekerja mereka di Indonesia.
Hal tersebut ditekankan Agus di tengah situasi ekonomi global yang tidak menentu. Agus menyampaikan keprihatinan dan potensi gejolak di sektor otomotif nasional jika hal tersebut sampai terjadi.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga merek itu merupakan pemain utama industri otomotif Indonesia. Kiprah mereka dalam menjalankan bisnis di Tanah Air telah berlangsung puluhan tahun.
Selain itu, ketiganya telah menanamkan investasi besar guna menyerap tenaga kerja Indonesia untuk kebutuhan perakitan hingga pemenuhan rantai pasok komponen.
"Maka itu, saya secara khusus meminta agar tidak ada kenaikan harga mobil dan tidak ada PHK di Indonesia. Ini penting demi menjaga daya beli masyarakat dan menjaga lapangan kerja di sektor otomotif, yang merupakan salah satu penopang industri nasional, ujar Agus Gumiwang usai pertemuan dengan Toyota, Suzuki, dan Daihatsu, mengutip keterangan tertulis, Sabtu (12/7).
Permintaan tersebut disambut positif oleh para petinggi Toyota, Suzuki, dan Daihatsu. Menurut Agus mereka memahami kekhawatiran pemerintah dan menegaskan komitmennya untuk menjaga harga tetap stabil dan mempertahankan tenaga kerja di tengah berbagai tantangan global.
"Komitmen mereka kami apresiasi. Ini adalah langkah konkret dalam mendukung stabilitas industri otomotif di Indonesia," kata dia.
Dalam pertemuan tersebut, Agus turut membahas pentingnya menjaga pasar otomotif domestik Indonesia agar tetap atraktif dan kompetitif. Pemerintah Indonesia sedang mengupayakan berbagai langkah deregulasi dan insentif fiskal untuk mendorong iklim investasi di sektor otomotif ini.
Ia menekankan kolaborasi erat antara pemerintah dan prinsipal otomotif menjadi sangat penting untuk memastikan keberlanjutan industri dan kesejahteraan tenaga kerja di Indonesia. Dengan kontribusi signifikan terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja, industri otomotif menjadi sektor strategis yang harus dijaga bersama.
"Pasar otomotif Indonesia sangat potensial. Jangan sampai kehilangan momentum hanya karena kenaikan harga atau pengurangan tenaga kerja yang bisa memicu efek domino, ujarnya.
Kemenperin mencatat industri kendaraan bermotor Indonesia memiliki skala besar dengan kontribusi signifikan dari segmen roda 4 serta roda 2 dan 3. Segmen roda 4 didukung 32 pabrikan dengan kapasitas produksi 2,35 juta unit per tahun, dengan menyerap tenaga kerja hingga 69,39 ribu orang, dan realisasi investasi mencapai Rp143,91 triliun.
Sementara segmen roda 2 dan 3, didukung oleh 73 pabrikan, dengan total kapasitas produksi sebesar 10,72 juta unit per tahun, penyerapan tenaga kerja sebanyak 30,31 ribu orang, dan realisasi investasi Rp30,4 triliun.
Hingga Januari-Mei 2025, industri kendaraan roda 4 mencatat produksi 459 ribu unit, penjualan 316 ribu unit, dan ekspor CBU 192 ribu unit,. Pada periode yang sama, industri kendaraan roda 2 dan 3 membukukan produksi 3,37 juta unit, penjualan 3,1 juta unit, serta ekspor CBU 268 ribu unit.
Agus optimistis langkah antisipatif ini akan mendapat respons positif dari publik dan pelaku industri.
(ryh/dmi)