Performa gemilang pasangan muda ganda putra Indonesia, Raymond Indra/Nikolaus Joaquin, sukses mencuri perhatian dunia bulutangkis.
Tak hanya para penggemar di Tanah Air, komentator bulutangkis ternama Gill Clark atau yang akrab disapa Oma Gill turut melontarkan pujian setinggi langit atas penampilan pasangan berusia 21 dan 20 itu yang baru-baru ini menjuarai Australia Open 2025.
Dalam komentarnya di akun X pribadinya pada Senin (24/11), Oma Gill menilai Raymond/Joaquin memiliki "faktor X" yang jarang dimiliki atlet muda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada beberapa atlet muda yang entah bagaimana memiliki sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang melampaui keterampilan teknis yang dibutuhkan," kata Oma Gill dikutip dari akun X-nya.
"Faktor X" yang tidak dapat didefinisikan yang Anda rasakan memberi mereka potensi untuk berkembang menjadi sesuatu yang istimewa," ucap Oma Gill menambahkan.
Oma Gill mengatakan keistimewaan Raymond/Joaquin mengingatkannya pada pasangan Hendra Setiawan/Markis Kido.
"Saya merasakannya ketika saya melihat Hendra Setiawan dan rekannya, mendiang Markis Kido, mengalahkan mantan juara dunia Sigit Budiarto dan Candra Wijaya di final Indonesia Open 2005. Begitu juga ketika saya pertama kali melihat Tai Tzu Ying dan Kevin Sanjaya Sukamuljo. Semua memiliki sesuatu yang ekstra," kata Oma Gill.
"Sesuatu yang tidak dapat saya jelaskan atau gambarkan tetapi dapat saya rasakan secara nyata adalah istimewa dan berbeda jika dibandingkan dengan anak muda berbakat lainnya. Saya merasakan hal yang sama saat menonton Raymond Indra dan Nikolaus Joaquin memenangkan Australia Open 2025 baru-baru ini," ucap Oma Gill menambahkan.
Oma Gill menegaskan bahwa Raymond/Joaquin adalah pebulutangkis yang sangat berbakat dan punya daya tarik di dunia badminton.
"Mereka jelas merupakan individu yang sangat berbakat, keterampilan teknis yang baik, dinamis, suka berpetualang, dan agresif, membuat mereka menarik untuk ditonton. Dan sama sekali tidak diragukan lagi mereka memiliki awal yang luar biasa untuk kemitraan mereka. Enam gelar dari 8 final dalam 12 turnamen pertama mereka bersama, termasuk gelar di Sydney saat bermain di acara Super 500 pertama mereka di BWF World Tour," ucap Oma Gill.
"Sebagai pasangan muda baru, mereka belum mengalami tekanan yang menyertai status bintang. Dengan kepolosan masa muda, mereka mampu bersaing dengan kebebasan tanpa hambatan. Untuk sekadar menikmati sensasi perjalanan yang menggembirakan sambil berselancar di puncak gelombang kesuksesan olahraga, tanpa menyadari bahaya yang mengintai di air keruh di bawahnya," ujar Oma Gill menambahkan.
Di tengah masa sulit bagi bulu tangkis Indonesia, terutama pada sektor putra yang kerap gagal memenuhi ekspektasi, hadirnya Raymond/Joaquin menjadi angin segar.
Berpasangan sejak awal 2025, mereka bahkan masih berstatus pemain pratama di Pelatnas Cipayung. Namun performa mereka jauh melampaui ekspektasi.
Kesempatan pertama tampil di turnamen level Super 500 datang di Australia Open 2025, dan keduanya langsung membuat gebrakan besar. Tidak hanya tampil percaya diri, Raymond/Joaquin justru keluar sebagai juara, setelah menumbangkan pasangan senior Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri di final.
(rhr)