Asisten pelatih tunggal putra Indonesia di lingkungan Pelatnas PBSI Marleve Mainaky telah resmi mengundurkan diri pada Senin (4/8). Berikut profil Marleve Mainaky.
Kabar mundurnya Marleve diunggah PBSI melalui akun-akun resmi media sosial seperti Instagram dan X (Twitter). Disebutkan Marleve mundur karena urusan pribadi.
Marleve adalah mantan atlet tunggal putra Indonesia pada dekade 1990 hingga 2000. Beberapa pencapaian sebagai atlet adalah meraih tiga medali emas Thomas Cup (1998, 2000, 2002).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pencapaian Marleve lain adalah meraih perak dan tiga perunggu Kejuaraan Dunia BWF. Anak bungsu dari klan Mainaky ini juga sekali tampil di Olimpiade, pada 2000 di Sydney, Australia.
Setelah gantung raket, Marleve tak bisa jauh-jauh dari bulu tangkis. Ia pun mengasah kemampuan melatihnya, hingga dipinang PBSI pada 2013, sebagai asisten pelatih tunggal putra.
Pada saat itu pria kelahiran Ternate, Maluku Utara, 26 Maret 1972 ini menjadi pendamping Joko Supriyanto. Setahun setelah ia diminta menangani tunggal putri menggantikan Liang Chiu Sia.
Selain di PBSI, Marleve juga pernah menjadi pencari bakat klub Djarum Kudus. Tugasnya adalah memantau Audisi Umum Djarum untuk mencari bakat-bakat menonjol.
Tak seperti saudara-saudaranya yang pernah melatih di luar negeri, Marleve lebih suka memilih di dalam negeri. Pada 2023 misalnya, Marleve menolak tawaran menangani tunggal putri India.
Pada awal 2025, Marleve menjadi asisten Mulyo Handoyo di tunggal putra Indonesia. Kemudian Mulyo Handoyo mundur dari posisi pelatih tunggal putra PBSI digantikan Indra Wijaya pada April. Marleve pun menjadi asisten Indra Wijaya.
Baru tiga buan bekerja sama dengan Indra, Marleve memutuskan mundur. PBSI lantas menunjuk Harry Hartono untuk mengisi pos yang ditinggalkan Marleve.
(abs/rhr)