Statisik Diogo Jota di Liverpool: Senjata Rahasia The Reds

Diogo Jota meninggal dunia pada Kamis (3/7) dini hari waktu Spanyol. Bagi Liverpool, dia adalah sosok senjata rahasia tim.

Diogo Jota datang ke Liverpool pada 2020. Kedatangan Diogo Jota merupakan upaya The Reds untuk mempertebal barisan striker mereka.

Saat Diogo Jota datang, Liverpool sudah punya trio dahsyat lewat Mohamed Salah, Roberto Firmino, dan Sadio Mane. Namun kemampuan Diogo Jota yang mengkilap bersama Wolverhampton Wanderers membuat Jurgen Klopp berminat merekrutnya pada awal musim 2020/2021.

Salah satu alasan kuat Klopp berminat pada Diogo Jota adalah fleksibilitas posisi yang dimainkan. Diogo Jota bisa bertindak sebagai penyerang sayap kiri, penyerang sayap kanan, bahkan striker tengah. Pembelian Diogo Jota ibarat membuat Liverpool langsung memiliki pelapis Salah, Mane, dan Firmino sekaligus.

Namun kendala terbesar Diogo Jota di Liverpool adalah permasalahan cedera. Di musim pertama, ia terkena cedera lutut yang membuatnya absen dua bulan. Padahal, Diogo Jota mampu mencatat start apik lewat torehan lima gol dalam delapan laga awal bersama Liverpool.

Pencapaian terbaik Diogo Jota ada di musim kedua yaitu 2021/2022. Diogo Jota minim cedera dan mampu menorehkan 21 gol dan 8 assist dalam 55 laga bersama The Reds di seluruh kompetisi. Ia bermain pindah-pindah posisi meski paling sering diplot sebagai penyerang tengah.

Di tiga musim berikutnya, Diogo Jota juga sering berkutat dengan cedera. Namun ketika fit, Diogo Jota mampu memberikan dampak signifikan. Tak jarang Diogo Jota juga mampu hadir sebagai senjata rahasia tim.

Bersama Liverpool, Diogo Jota mencetak 65 gol dalam 182 penampilan. Ia ikut terlibat dalam keberhasilan Liverpool memenangkan Liga Inggris, Piala FA, dan Piala Liga.

Di timnas Portugal, Diogo Jota adalah angkatan baru yang jadi sinyal berlanjutnya regenerasi Portugal setelah era Cristiano Ronaldo. Diogo Jota mencetak 14 gol dalam 49 laga bersama Portugal.

Di level tim nasional, Diogo Jota gua sempat merasakan gelar juara di dua edisi UEFA Nations League.

[Gambas:Video CNN]