Dalam rangka memenuhi kebutuhan ahli gizi di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Badan Gizi Nasional membuka peluang rekrutmen sarjana dari kesehatan masyarakat.
"Utamanya sarjana gizi, tetapi sekarang boleh sarjana kesehatan masyarakat, teknologi pangan, pengolahan makanan, atau keamanan pangan," kata Kepala BGN Dadan Hindayana dilansir Antara, Kamis (4/12).
Dadan menyampaikan, para sarjana tersebut nantinya akan ditempatkan pada SPPG-SPPG yang masih belum memiliki ahli gizi. Adapun hingga Desember 2025, sudah ada 16.630 SPPG yang berdiri di seluruh tanah air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sesuai dengan SPPG, satu per SPPG, dari program studi-program studi seperti yang sudah saya sebutkan tadi," ucap Dadan.
Ia menegaskan, tiga pilar utama Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di tiap-tiap SPPG yang terdiri atas kepala SPPG, akuntan, dan ahli gizi harus diisi oleh sarjana yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing, mengingat Program MBG telah menjadi prioritas nasional yang menentukan masa depan anak-anak Indonesia.
"SPPG itu harus ada tiga pilar, kepala SPPG, ahli gizi, dan akuntan. Namun, untuk ahli gizi kita mengalami kekurangan, oleh karena itu sekarang boleh diisi dengan sarjana dari lima program studi yang bisa mengisi ahli gizi di SPPG," tuturnya.
Hingga saat ini, Program MBG tercatat telah melayani 47,2 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia. BGN menargetkan bisa menjangkau 82,9 juta penerima manfaat pada Maret atau April 2026.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Program MBG menjadi prioritas utama pemerintah di tahun 2026 dengan anggaran mencapai Rp335 triliun.
Presiden Prabowo Subianto pada akhir November 2025 juga menyatakan bahwa MBG telah berhasil memproduksi lebih dari 2 miliar porsi makan. Presiden kembali menekankan bahwa penerima MBG terdiri dari ibu hamil, balita, dan siswa sekolah.
"Kita sudah mencapai kalau tidak salah hari ini lebih dari 44 juta penerima manfaat anak-anak kita di seluruh Indonesia, ibu-ibu hamil, anak-anak usia dini," kata Prabowo.
Presiden menambahkan bahwa dengan jumlah penerima manfaat itu, setidaknya 2 miliar porsi makanan diproduksi dan disajikan oleh SPPG.
Jumlah ini jauh lebih besar dari total realisasi yang semula diproyeksikan sebesar 1,8 miliar porsi.
"Tiap hari menerima makan, sudah 2 miliar 'meals', 2 miliar makanan sudah kita produksi, dan sudah kita sampaikan ke penerima manfaat. Saya kira ini prestasi yang cukup membanggakan," ujar Prabowo.
(inh)