Sebuah video yang merekam seorang pria mengaku diminta uang Rp2 juta saat meminjam mobil dinas TNI untuk membawa bantuan logistik bagi korban banjir Sumatra Utara (Sumut) viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah akun Instagram @folkkonoha, pria itu mengatakan dirinya ingin meminta bantuan ke Kodim untuk dipinjamkan mobil kavaleri. Kendaraan itu rencananya digunakan untuk mengantar logistik ke kawasan Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oke, aku mau kasih informasi ya kemarin itu kami mau minta bantuan sama Kodim, mau minta mobil kaveleri buat antar logistik ke Brandan," kata pria dalam video.
"Nah orang Kodim itu minta Rp 2 juta bro. Nego nego nego bro. Nego bro sama TNI, akhirnya jumpa sama channel lain dengan DPR. Nah, DPR minta Rp1 juta minta nego lagi. Akhirnya apa yang dibilang mereka kalian cari saja yang gratis-gratis gak ada yang gratis di dunia ini. Negara kita support rakyat kok oke. Kayaknya kacau ya," sambungnya.
Saat dikonfirmasi, Kapuspen TNI Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah membantah ada prajurit yang melakukan pungutan liar (pungli) ke pria tersebut.
"Yang bersangkutan sudah konfirmasi dan minta maaf ya bahwa itu tidak benar," kata Freddy saat dihubungi, Rabu (3/12).
Disampaikan Freddy, TNI akan selalu merespon setiap pengaduan dan keluhan masyarakat. Namun, kata dia, pengaduan itu jangan hanya sekadar pengakuan semata.
Freddy pun meminta agar pengaduan oleh masyarakat itu harus disertakan dengan bukti agar bisa dilakukan pengecekan kepada satuan maupun prajurit yang dimaksud.
"Di tengah masa sulit ini saya harap tidak ada tindakan-tindakan provokatif dan disinformasi dari pihak-pihak tertentu. Termasuk di internal TNI, kami tidak berharap ada pelanggaran dan tindakan yang menyimpang dari ketentuan. Komitmen TNI jelas akan menindak tegas setiap bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh prajuritnya," tutur dia.
Freddy juga turut memberikan video berisi klarifikasi pria yang mengaku terkena pungli itu bersama kedua orang tuanya. Dalam video itu, pria yang diketahui bernama Muhammad Asyaf ini menyampaikan permintaan maaf kepada institusi TNI.
"Saya ingin mengklarifikasi benar bahwasanya saya mengunggah video pada tanggal 1 hari Senin, mengatakan bahwasanya saya salah berbicara terhadap instansi TNI. Saya ingin meminta maaf setulus nya tanpa paksaan instansi TNI," ujar Asyaf.
Masih dalam video itu, Asyaf menjelaskan bahwa informasi permintaan uang Rp2 juta tersebut didapatkannya dari sebuah grup.
"Karena saya terdapat komunikasi di dalam grup saya, di dalam relawan bantuan itu. Jadi saya ingin minta maaf sebesar-besarnya kepada instansi TNI," ucap dia.