Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil mulai melakukan distribusi bantuan ke warga terdampak banjir menggunakan perahu hingga boat karena akses darat masih terputus menuju ke daerah terisolir.
Kepala BPBD Aceh Singkil Husni mengatakan bantuan logistik sudah tiba 100 ton dari Badan Pangan Nasional. Saat ini pihaknya mulai membagikan ke masyarakat.
"Sudah tiba 100 ton dari Badan Pangan, ini kita mulai distribusi hari ini langsung," kata Husni saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (2/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian bantuan itu disalurkan menggunakan perahu dan boat nelayan khususnya ke daerah Kecamatan Singkil yang masih terputus akses darat.
"Sebagian kita salurkan pakai perahu dan boat, karena akses ke sana via darat masih belum bisa," katanya.
Kemudian kondisi pengungsi saat ini mulai kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan rumah mereka. Hanya sebagian kecil warga yang masih bertahan di tenda pengungsian karena rumah mereka rusak.
"Sebagian sudah pulang ke rumah untuk membersihkan rumah mereka, tinggal dikit lagi pengungsi," ucapnya.
Pihaknya juga sudah mendirikan posko kesehatan di titik-titik pengungsian. Kini, kata Husni pasokan BBM juga sudah tiba di Aceh Singkil dan hanya persediaan air bersih yang masih jadi kendala.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut jalur yang menghubungkan Kota Medan, Sumatra Utara ke Kuala Simpang, Aceh Tamiang, Aceh mulai dapat dilalui pada, Selasa (2/12) hari ini.
"Sejumlah kendaraan roda empat mulai dapat melewati jalur tersebut dengan kecepatan terbatas," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya.
Abdul menyebut jalur tersebut ditargetkan dapat dilalui sepenuhnya pada Rabu (3/12) besok. Kata dia, pekerjaan hari ini tinggal menyingkirkan beberapa material yang masih menumpuk di pinggir jalan.
Di sisi lain, Abdul menuturkan BNPB telah mengirim tim pendampingan di seluruh titik kabupaten/kota yang terdampak dan dipimpin langsung oleh Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi (Deputi 4 BNPB), Jarwansyah.
Pendampingan ini meliputi pendistribusian logistik dan peralatan secara bertahap, baik melalui jalur laut dan udara, pemutakhiran data dan informasi, sistem komando dan hal lain yang dibutuhkan selama fase penanganan darurat.
Untuk distribusi bantuan jalur laut, dukungan ini dikirimkan dari Banda Aceh menuju Langsa, sebagai pintu masuk dengan durasi kurang lebih dua hari. Saat ini, bantuan logistik sudah berada di kantor Dinas Sosial Langsa untuk Kota Langsa, sedangkan Aceh Tamiang sudah dalam perjalanan.
"Sementara jalur udara untuk Aceh Tamiang, Deputi 4 BNPB telah memerintahkan helikopter untuk mengirimkan dukungan dengan metode air drop di beberapa titik seperti lapangan Dekat Babo dan Perupuk, Kecamatan Bandar Pusaka," ucap dia.
Lebih lanjut, Abdul menyebut dengan terbukanya akses dari Medan menuju Aceh Tamiang, Langsa, hingga Lhoksumawe ini diharapkan membawa dampak yang lebih baik bagi masyarakat dan seluruh komponen yang bertugas di lapangan selama tanggap darurat hingga pemulihan nanti.
"Setelah akses mulai terbuka, maka distribusi bantuan logistik dan per-makanan, pemulihan jaringan listrik dan telekomunikasi serta pembersihan material dapat lebih mudah dilakukan secara maksimal dan menyeluruh," pungkasnya.
Sebelumnya, BNPB mencatat korban tewas dalam bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat per Selasa (2/12) siang bertambah menjadi 659 orang. Berdasarkan data BNPB yang ditampilkan dalam situs resmi mereka, jumlah korban hilang sebanyak 475 orang di tiga provinsi terdampak.
Sementara itu korban luka-luka dalam bencana ini mencapai 2.600 orang. Kemudian, jumlah warga terdampak banjir besar di Aceh, Sumut, dan Sumbar tembus 3,2 juta jiwa.
Sebanyak 11 mobil tangki berisi BBM yang sempat tertahan di perbatasan Aceh - Sumut kini sudah melanjutkan perjalanan ke wilayah pantai Timur Aceh seiring akses darat di wilayah Kampung Seumadam, Kecamatan Kanjuruhan Muda, Aceh Tamiang sudah bisa dilewati.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw mengatakan 11 awak mobil tangki (AMT) yang terjebak banjir di Aceh Tamiang sudah bisa melanjutkan perjalanan.
"11 AMT kita sempat terjebak di Aceh Tamiang, baru hari ini bisa melanjutkan perjalanan," kata Fahrougi, Selasa (2/12) sore.
Selain itu pihaknya juga sudah mengalihkan suplai dari IT Lhokseumawe ke FT Krueng Raya guna mempercepat distribusi ke wilayah terdampak banjir di Aceh. Ia juga membantah bahwa BBM di Aceh kosong.
Hal itu dikarenakan situasi akses yang belum pulih sepenuhnya menyebabkan sejumlah SPBU sempat kosong secara sementara, terutama di wilayah yang terisolasi dan berada pada rute yang belum aman dilalui kendaraan berat.
Beberapa hari terakhir hingga hari ini Selasa (2/12) antrean panjang di SPBU masih terjadi di sejumlah daerah di Aceh. Pantauan CNNIndonesia.com di Banda Aceh, antrean pengendara di SPBU bahkan mencapai 1,5 kilometer.
Begitupun di tempat penjual BBM eceran di kios-kios, pengendara rela membayar lebih mahal untuk bisa mendapatkan bahan bakar jenis pertalite maupun pertamax yang perliternya dipatok Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu.
"Terpaksa kita beli di eceran meskipun harganya lebih mahal, karena antrean di SPBU panjang," kata seorang pengendara, Defri.