Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember bersama Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Sidomulyo melepas ekspor perdana kopi sebesar 1 kontainer berisi 20 ton ke Mesir, sekaligus memulai tanam jagung perdana Program PAT (Perluasan Areal Tanam) seluas 60 hektare pada Minggu (30/11).
Seluruh rangkaian kegiatan yang digelar di Gudang KDMP Sidomulyo, Kecamatan Silo ini menegaskan posisi Desa Sidomulyo sebagai pelopor koperasi modern berbasis pangan dan ekspor di Indonesia. Bupati Jember, Muhammad Fawait (Gus Fawait) menyampaikan bahwa capaian ini merupakan momentum besar bagi Indonesia, bukan hanya bagi Jember atau Desa Sidomulyo.
"Alhamdulillah hari ini kita menyaksikan sejarah KDMP Koperasi Desa Merah Putih menjadi koperasi desa pertama di Indonesia yang melakukan direct export kopi ke luar negeri, tepatnya ke Mesir," kata Gus Fawait.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, ia menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto, Kepala Desa Sidomulyo, serta seluruh jajaran KDMP yang telah bekerja keras mewujudkan visi memajukan desa melalui penguatan pangan.
"Jember punya banyak komoditas berorientasi ekspor seperti kopi, cerutu, edamame, okra, coklat, dan tembakau. Saya berharap KDMP lainnya dapat meniru keberhasilan KDMP Sidomulyo," tuturnya.
Bupati juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Dalam hal ini, Pemkab Jember bersinergi antara lain dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, serta LPDB yang telah memberikan pinjaman lunak.
Gus Fawait menambahkan, LPDB telah menyatakan kesiapan kembali memberikan dukungan penuh ketika volume ekspor meningkat pada 2026.
Senada, Direktur Utama LPDB Kementerian Koperasi, Krisdianto, turut memberikan apresiasi tinggi atas capaian yang disebutnya jarang dicapai koperasi desa di Indonesia.
"KDMP Sidomulyo adalah KDMP pertama dan satu-satunya di Indonesia yang melakukan ekspor langsung, dan komoditasnya adalah kopi. Ini menjadi tolak ukur bagi seluruh KDMP nasional. Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Bapak Bupati dan Mas Kades atas capaian ini," katanya.
Ia menyatakan, LPDB siap mendukung peningkatan kapasitas ekspor. Menurutnya, pada tahun depan ada peluang peningkatan volume hingga 3.000 ton dengan kebutuhan pembiayaan sekitar Rp180 miliar.
Selain sektor ekspor, Krisdianto juga menyoroti kekuatan kelembagaan Sidomulyo yang telah memiliki gerai klinik dan apotek berizin lengkap hingga 5 kamar rawat inap, salah satu yang paling lengkap berbasis KDMP.
Saat ini, KDMP Sidomulyo juga telah bermitra dengan Dapur Umum/Satuan Pangan Program MBG dari Badan Pangan Nasional, yang akan menempatkan Sidomulyo dalam rantai pasok bahan baku ransum nasional. LPDB siap memfasilitasi pendanaan untuk memastikan tugas tersebut berjalan tanpa hambatan.
Sementara itu, Kepala Desa Sidomulyo sekaligus Pimpinan KDMP Merah Putih, Kamiludin, mengatakan bahwa keberhasilan ekspor ini merupakan hasil kerja panjang memastikan pemenuhan standar internasional.
"Kopi kami sudah kualitas ekspor, namun ada beberapa proses yang harus kami lakukan. Mulai pembersihan dengan mesin suton, penurunan kadar air hingga maksimal 13 persen, pengeringan, pemrosesan, hingga masuk karantina dan dokumentasi. Seluruh rangkaian membutuhkan waktu satu sampai dua minggu," kata Kamiludin.
Pelepasan ekspor kopi ke Mesir dan penguatan sektor pangan di Desa Sidomulyo turut menandai babak baru perjalanan Jember sebagai salah satu pusat komoditas unggulan Indonesia.
(rea/rir)