Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria memastikan peneliti Indonesia akan jadi penulis utama dalam publikasi ilmiah Oxford University atas temuan Rafflesia hasseltii.
Ia menyampaikan itu dalam merespons tidak tercantumnya peneliti Indonesia dalam publikasi ilmiah dari temuan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam publikasi ilmiah yang sedang dipersiapkan, InsyaAllah periset BRIN yang lead," kata Arif, Selasa (25/11), seperti dikutip detikcom.
Arif menyebut publikasi itu akan menyertakan nama-nama yang terlibat dalam penemuan tersebut.
Ia mengatakan publikasi ilmiah itu akan menjadi rujukan bagi ilmuwan dunia.
"Publikasi internasional tentunya yang menyertakan semua periset, baik luar maupun dalam, dan periset BRIN menjadi penulis utama," ucapnya.
Penemuan tanaman langka Rafflesia hasseltii di Sijunjung, Sumatera Barat belakangan mendapatkan sorotan dunia.
Penemuan itu merupakan kolaborasi The University of Oxford Botanic Garden and Arboretum dan Program RIIM Ekspedisi.
BRIN berkolaborasi dengan dua lembaga riset dari Universitas Bengkulu dan Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu.
Namun yang menjadi sorotan belakangan ialah, dalam unggahannya Oxford University tak mencantumkan peneliti asal Indonesia.
"Kemarin, @thorogoodchris1 dari Oxford Botanic Garden's menjadi bagian dari tim yang menjelajahi hutan hujan Sumatra (sebuah pulau di Indonesia) yang dijaga harimau siang dan malam untuk menemukan Rafflesia hasseltii," tulis akun @University of Oxford, dilihat Senin (24/11).
Salah satunya direspons oleh mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan yang menyebut peneliti asal Indonesia juga terlibat dalam ekspedisi tersebut.
Ia pun meminta Oxford University menyebutkan nama peneliti Indonesia dalam pengumuman temuan tersebut.
"Kepada @UniofOxford, para peneliti Indonesia kita - Joko Witono, Septi Andriki, dan Iswandi - bukanlah NPC. Sebutkan juga nama mereka," tulis Anies.
Baca berita selengkapnya di sini.
(fra/mnf/fra)