Tiga daerah di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dikepung banjir hingga angin puting beliung selama dua hari terakhir akibat cuaca ekstrem.
Angin puting beliung, banjir, dan abrasi pantai dilaporkan terjadi di Kabupaten Tolitoli, Morowali Utara, dan Buol.
"Seluruh laporan dari Tolitoli, Morowali Utara, dan Buol sedang kami tangani," kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulawesi Tengah, Akris Fattah Yunus dalam keterangan tertulis, Minggu (23/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bencana angin puting beliung terjadi pada Sabtu (22/11) sekitar pukul 11.30 WITA di Desa Dadakitan, Dusun Daleg, Kecamatan Baolan, Kabupaten Tolitoli, merusak dua rumah warga.
Kemudian bencana banjir di Kabupaten Morowali Utara, pada Kamis (20/11) sekitar pukul 17.00 WITA, setelah diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
"Debit air di anak Sungai Kasimpo dan Sungai Tobungka meluap, membanjiri Desa Saemba di Kecamatan Mori Atas. Sedikitnya 12 rumah terendam dengan total 30 jiwa terdampak. Hingga pukul 23.00 WITA, air masih menggenangi kawasan tersebut," jelasnya.
Bencana lainnya terjadi sehari sebelumnya, pada Rabu (19/11) pukul 17.30 Wita, ketika gelombang tinggi dan pasang laut menghantam pesisir Desa Busak 1, Dusun Kano, Kecamatan Karamat, Kabupaten Buol.
"Abrasi mengikis bibir pantai dan mengancam 11 rumah milik 14 KK atau 64 jiwa," ujarnya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), mencatat lima kecamatan di daerah itu dilanda bencana banjir bandang, longsor, pohon tumbang, dan jalan amblas, akibat curah hujan cukup tinggi disertai angin kencang pada 22-23 November 2025.
"Lima kecamatan dilanda bencana banjir bandang, longsor, pohon tumbang, dan jalan amblas," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam Abdul Ghapur mengutip Antara, Minggu.
Ia mengatakan di Kecamatan Banuhampu terjadi banjir di Jorong Sungai Buluah, Nagari (Desa) Cingkariang. Banjir merendam tiga rumah disertai lumpur dan dapur rumah retak.
"Air sudah mulai berkurang dan telah kami bersihkan bersama pemiliknya," kata Abdul Ghapur.
Ia menambahkan di Kecamatan Tanjung Raya terjadi tanah longsor dan banjir bandang di Jorong Paninjauan, Nagari Paninjauan.
Tanah longsor menutupi akses jalan penghubung Jorong Sicawan-Jorong Paninjauan sebanyak dua titik, mengakibatkan kolam renang, sawah lima hektare, kolam bibit ikan satu hektare, tertimbun dan akses air bersih terputus
"Untuk bencana ini belum tertangani, karena petugas masih di lokasi lain," katanya.
Sementara di Kecamatan Palupuh, lanjut dia, terjadi pohon tumbang menutupi akses jalan nasional penghubung Bukittinggi menuju Medan (Sumatera Utara) di Jorong Palimbatan, Nagari Pasia Laweh, dan material pohon tumbang telah dibersihkan.
Di Palupuh, kata Abdul Ghapur, amblasnya badan jalan Jampung Pasia-Lurah Dalam sepanjang 25 meter dengan kedalaman 2,5 meter.
"Tanah jalan yang amblas merendam sawah seluas tiga hektare dan kita telah melakukan peninjauan ke lokasi," katanya.
Sedangkan di Kecamatan Palembayan tanah longsor menutupi empat titik akses jalan provinsi penghubung Palembayan-Bukittinggi di Jorong Gumarang, Jorong Lubuak Gadang, Nagari Ampek Koto Palembayan, Kecamatan Palembayan, dan belum ditandatangani.
Kemudian di Kecamatan Lubuk Basung terjadi pohon tumbang di Jorong Sago, Nagari Manggopoh, yang menutup akses jalan nasional menghubungkan Kota Padang menuju Pasaman Barat dan material pohon telah dibersihkan.
Tanah longsor menutupi akses jalan kabupaten di Jorong Batu Hampar, Nagari Manggopoh, dengan tinggi 50-100 centimeter dan panjang 6-10 meter .
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), mencatat belasan lokasi di daerah itu ditimpa sejumlah bencana baik longsor, banjir, maupun pohon tumbang, akibat diterjang cuaca ekstrem dalam tiga hari terakhir.
"Itu masih data sementara, kami masih mendata karena data bisa berubah seiring dengan cuaca ekstrem yang masih berlanjut," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Padang Pariaman Rudy Repenaldi Rilis mengutip Antara.
Ia mengatakan meskipun bencana tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, namun mengakibatkan aktivitas warga terganggu, apalagi warga yang terisolasi akibat banjir.
Ia menyebutkan banjir di Padang Pariaman akibat cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa hari terakhir tersebut antara lain di Ulakan Tapakis dan Batang Anai.
Phaknya tidak bisa mengatasi banjir, khususnya di Ulakan Tapakis, meskipun telah gotong royong besar-besaran beberapa bulan lalu karena selain keterbatasan anggaran juga sungai yang menjadi penyebab bencana tahunan itu merupakan tanggung jawab Balai Sungai Sumatra V.
Selain banjir, longsor juga terjadi di Parik Malintang, Kecamatan Enam Lingkung, sehingga jalan yang menghubungkan Mapolres Padang Pariaman dengan RSUD Padang Pariaman terban tidak bisa dilewati kendaraan.
Rudy mengatakan pihaknya baru saja menyelesaikan rapat untuk penetapan daerah itu sebagai tanggap darurat, yang rencananya penetapan itu akan ditandatangani oleh Bupati Padang Pariaman besok dan berlaku dalam dua pekan ke depan.