Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menggelontorkan anggaran sebesar Rp232 miliar untuk normalisasi Sungai Ciliwung demi menekan kemacetan dan banjir di Jakarta.
"Untuk yang menjadi tanggung jawab Jakarta, ada dua kelurahan, yakni Cililitan dianggarkan Rp111 miliar dan Pengadegan diestimasikan Rp121 miliar, sehingga dua kelurahan inilah yang akan kami lakukan untuk normalisasi Ciliwung," kata Pramono kepada wartawan dalam pembukaan Hari Bakti ke-80 Kementerian Pekerjaan Umum (PU) di Sungai Ciliwung, Jakarta, Jumat (21/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pramono merinci Cililitan memiliki 37 bidang tanah, sementara Pengadegan mempunyai 54 bidang yang dilakukan normalisasi.
Saat ini, normalisasi Sungai Ciliwung sudah dalam tahap pembebasan lahan yang diharapkan rampung pada awal 2026.
Pembebasan lahan dilakukan oleh Pemprov DKI, sementara pembuatan tanggul dikerjakan oleh Kementerian PU.
Lebih lanjut, Pramono menyebutkan penataan Ciliwung juga termasuk dalam pembangunan kawasan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD) Dukuh Atas.
"Awal Januari, kami akan mulai melakukan pembangunan untuk TOD di Dukuh Atas sekaligus Sungai Ciliwung yang di bawahnya akan kami optimalkan, kita manfaatkan," ujarnya.
Kawasan TOD baru tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan warga Jakarta untuk beraktivitas maupun bersantai di Sungai Ciliwung.
Selain Ciliwung, Pemprov DKI juga segera melakukan normalisasi atau pembersihan Kali Krukut sepanjang 1,3 kilometer.
Sungai Ciliwung mempunyai hulu di Bogor, Jawa Barat, dan membentang sepanjang kurang lebih 120 kilometer dengan hilir di pantai utara Jakarta.
Banjir yang terjadi di Jakarta kerap dipicu oleh penyempitan sungai tersebut lantaran keberadaan sejumlah bangunan di bantarannya.
Sejak 2014, pemerintah telah menormalisasi Sungai Ciliwung sepanjang 33 kilometer, dan kini sudah 16 kilometer yang telah selesai dikerjakan, sedangkan sisanya 17 kilometer masih dalam proses pengerjaan dan pembebasan lahan.
Normalisasi Sungai Ciliwung melintasi sejumlah kelurahan di Jakarta, yaitu Manggarai, Bukit Duri, Kebon Manggis, Kampung Melayu, Kampung Pulo, Kebon Baru, Bidara Cina, Cikoko, Cawang, Pengadegan, Rawajati, Cililitan, Gedong, Tanjung Barat, Balekambang, Pejaten Timur, Jagakarsa, dan Pasar Minggu.
Normalisasi merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir di Jakarta, mulai dari hulu hingga hilir, untuk mengembalikan kondisi lebar Sungai Ciliwung menjadi normal, yaitu 35-50 meter.
(antara/fra)