Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami erupsi dan memuntahkan awan panas guguran sejauh 14 kilometer, Rabu (19/11).
Sebanyak 178 orang dilaporkan masih terjebak lereng Gunung Semeru tepatnya di Ranu Kumbolo. Mereka terdiri dari pendaki, petugas, saver, porter hingga tim Kementerian Pariwisata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu diungkapkan Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Septi Eka Wardhani.
"Jumlah orang yang berada di Ranu Kumbolo 178 orang. Terdiri 137 orang pendaki, 1 orang petugas, 2 saver, 7 orang PPGST (Pendamping Pendakian Gunung Semeru Terdaftar), 15 porter, 6 orang dari tim Kementerian Pariwisata," kata Septi saat dikonfirmasi, Rabu (19/11).
Informasi terakhir, kata Septi, 178 orang itu masih berada di Ranu Kumbolo. Kondisi medan tak memungkinkan mereka untuk turun malam ini.
"Sore tadi teman PPGST menyampaikan bahwa evakuasi malam tidak direkomendasikan karena risikonya sama, terutama karena gelap, licin, dan beberapa lokasi jalur rawan longsor," ucapnya.
"Untuk sementara kami minta yang di Ranu Kumbolo tetap di sana dalam posisi siap jika sewaktu-waktu memang harus turun malam sambil melihat situasi terbaru," kata dia.
Pranata Humas BB TNBTS Endrip Wahyutama mengatakan, kondisi Ranu Kumbolo dilaporkan relatif aman dari dampak erupsi Semeru
"Untuk saat ini, kondisi di Ranu Kumbolo relatif aman. Awan panas terpantau bergerak ke arah tenggara-selatan, sedangkan posisi Ranu Kumbolo berada di utara," ucap Endrip.
Karena itu, kata dia, para pendaki tetap bermalam di lokasi, mengingat perjalanan kembali ke Ranupani cukup berisiko karena sudah malam dan cuaca di kawasan tersebut sedang hujan.
"Kami terus berkoordinasi dengan para pemandu dari PPGST, dan hingga saat ini kondisi pengunjung masih aman serta terkendali," katanya.
"Besok pagi, pukul 08.00 WIB, para pengunjung diusahakan mulai melakukan perjalanan kembali dari Ranu Kumbolo menuju Ranupani," tambah dia.
(frd/wis)