Mahasiswa Unud yang Bully Kematian Timothy Terancam Dikeluarkan

CNN Indonesia
Selasa, 21 Okt 2025 06:32 WIB
Mahasiswa Unud yang terbukti melakukan tindakan perundungan atau bullying terkait kematian Timothy Anugerah Saputra (21), akan dikeluarkan atau drop out (DO).
Mahasiswa Unud yang terbukti melakukan tindakan perundungan atau bullying terkait kematian Timothy Anugerah Saputra (21), akan dikeluarkan atau drop out (DO). (CNN Indonesia/Kadafi)
Bali, CNN Indonesia --

Universitas Udayana (Unud) Bali mengatakan mahasiswa yang terbukti melakukan tindakan perundungan atau bullying terkait kematian Timothy Anugerah Saputra (21), akan dikeluarkan atau drop out (DO).

Saat ini Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual dan Perundungan (PPKPT) tengah menyelidiki terkait ucapan tidak empati atau nirempati di media sosial yang diduga dilakukan sejumlah mahasiswa Unud.

Ketua Unit Komunikasi Publik Universitas Udayana Dewi Pascarani mengatakan beberapa mahasiswa terduga pelaku ucapan nirempati telah dipanggil dan diperiksa. Untuk mempercepat proses, satgas didukung oleh tim pencari fakta yang dibentuk oleh universitas yang terdiri dari beberapa unsur-unsur yaitu ahli hukum dan psikolog.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pihak universitas sudah memanggil para pelaku dan merekomendasikan untuk memberikan nilai tidak baik bagi kemampuan soft skill dan jika terbukti melakukan perundungan nantinya terancam di drop out (DO)," kata Dewi saat konferensi pers di Gedung Pascasarjana Kampus Sudirman Unud,di Denpasar, Bali, Selasa (20/10).

"Tapi sekali lagi itu adalah bukan sanksi akhir. Sanksi nanti akan ditetapkan oleh rektor atas rekomendasi Satgas PPKPT. Ketika pelaku tersebut terbukti bahwa benar melakukan tindakan yang dituduhkan dan juga sejauh mana dampaknya dan sanksi apa yang tepat diberikan sesuai dengan aturan," ujarnya.

Satgas PPKPT, kata Dewi, akan menghadirkan ahli bahasa untuk mengidentifikasi tindakan-tindakan dari terduga pelaku. Apakah itu, termasuk kategori perundungan atau bahkan lebih.

"Mungkin kita akan lihat nanti hasilnya seperti apa. Tapi maksimal ketika ada terjadi kasus perundungan dan juga pelanggaran etika itu bisa berkaca dari kasus yang sebelumnya adalah dikeluarkan dari universitas," ujarnya.


Dewi menyebut ada enam mahasiswa dari Fakultas FISIP yang diduga melakukan ucapan tidak empati setelah korban meninggal dunia.

"Kalau di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ada enam (orang). Tapi untuk fakultas lain kami masih perlu konfirmasi lagi. Karena begini, ini kan ucapan di sosial media, ucapan tidak empati di sosial media, itu pasti berbeda dengan apakah ini bisa dikatakan perundungan, itu juga masih menjadi telaah dari Satgas PPKPT," ujarnya.

Ia juga menyampaikan ucapan tidak empati oleh para mahasiswa, disampaikan setelah korban meninggal dunia.

"Mungkin satu hal lagi yang perlu diluruskan, bahwa tindakan atau ucapan nirempati tersebut dilakukan setelah almarhum meninggal. Jadi bukan sebelum almarhum meninggal," ujarnya.

Proses penyelidikan tersebut akan dilakukan dalam dua pekan dan secara tertutup.

"Pimpinan menargetkan dua minggu. Tapi kami pasti akan terus berusaha lebih cepat dari itu. Untuk update tentang pemeriksaan dari satgas, itu tadi kami baru mendapatkan laporan bahwa ada mahasiswa pelaku yang sudah dipanggil, itu lintas fakultas. Bukan hanya dari FISIP, tapi juga ada dari (fakultas lain) seperti tadi yang ditanyakan. Tapi mengenai jumlahnya berapa, saksi, dan seterusnya, itu belum ada perkembangan," ujarnya.

Hingga saat ini, mahasiswa terduga pelaku tindakan pembullyan terhadap kematian Timothy masih melanjutkan pendidikannya.

"Sampai saat ini masih jalan. Karena saat ini masih dalam tahap UTS dan sedang dalam pemeriksaan. Jadi belum ada putusan skorsing atau apa yang diberikan oleh fakultas. Karena kami sekali lagi menunggu hasil dari Satgas PPKPT," ujarnya.

(kdf/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER