Alumni dan Anak Kiai Ponpes Tawarkan Badal Umrah untuk Korban Ambruk

CNN Indonesia
Rabu, 08 Okt 2025 18:34 WIB
Alumni hingga anak kiai pengasuh Pondok Pesantren Al Khoziny menawarkan badal umrah untuk santri korban tragedi gedung ambruk.
Keluarga korban ambruk Ponpes Sidoarjo ditawari badal umrah oleh pengasuh. (ANTARA FOTO/RIZAL HANAFI)
Surabaya, CNN Indonesia --

Sejumlah alumni hingga anak kiai pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, melakukan badal umrah untuk santri yang jadi korban tragedi gedung ambruk.

Ketua Alumni Pusat Al Khoziny Zainal Abidin mewakili pengasuh pesantren menyampaikan badal umrah itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada para korban.

"Kami juga memberikan hadiah support kepada yang korban, khususnya yang meninggal dunia, kami badalkan umrah. Karena alumni banyak yang berdomisili di Mekkah. Sehingga kita data orangnya dan kita umrahkan mereka," kata Zainal, Rabu (8/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaksanaan badal umrah tidak hanya diikuti oleh belasan alumni, tetapi juga diikuti langsung oleh Gus Ahmad Fatoni, putra Pengasuh Pesantren Al-Khoziny, Abdul Mu'id, yang saat ini sedang menimba ilmu di Makkah.

Menurut Maftuhin, salah satu alumni Pesantren Al-Khoziny yang berada di Arab Saudi, kegiatan badal umrah ini merupakan bentuk doa dan penghormatan terakhir dari para alumni kepada almarhum santri sekaligus wujud nyata kepedulian alumni yang tersebar di berbagai negara.

"Alhamdulillah, hingga saat ini sudah ada 26 data santri yang telah mendapatkan restu dari orang tua mereka. Dari jumlah itu, 16 santri telah dilaksanakan badal umrah, sementara 10 lainnya masih dalam proses. Kami juga terus menunggu data tambahan dari keluarga santri lain yang berkenan memberikan restu," kata Maftuhin.

Maftuhin menjelaskan, pelaksanaan badal umrah dilakukan melalui beberapa tahapan yang tertib dan sesuai syariat. Selain doa melalui badal umrah, para alumni juga menegaskan komitmennya untuk terus memberikan dukungan moral kepada Pesantren Al-Khoziny.

Menurut Maftuhin, ikatan alumni tidak hanya berhenti pada pelaksanaan doa, tetapi juga berlanjut pada upaya penguatan pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang telah membimbing ribuan santri.

"Kegiatan ini bukan hanya doa untuk para korban, tetapi juga bentuk dukungan kami kepada Pesantren Al-Khoziny agar tetap tegar, bangkit, dan terus melanjutkan perjuangan mendidik santri," tegas Maftuhin.

Para alumni di Arab Saudi berharap, doa dan ikhtiar melalui badal umrah ini menjadi penghibur bagi keluarga korban serta pengingat bahwa ukhuwah Islamiyah yang terjalin melalui pesantren akan selalu hidup, bahkan hingga lintas negara.

Sebelumnya, gedung tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk, Senin (29/9) sore. Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

Hingga akhir pencarian, Selasa (7/10), Basarnas mencatat korban ambruknya Gedung Pondok Pesantren Al Khoziny berjumlah total 171 orang. Terdiri dari 104 selamat, 67 meninggal dunia, termasuk 8 body part atau bagian tubuh.

Sebanyak 34 di antaranya, per Selasa (7/10) malam, sudah berhasil diketahui identitasnya melalui proses identifikasi oleh Tim DVI di RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya.

(frd/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER