Laboratorium Kedokteran dan Kesehatan Pusdokkes Polri telah menerima 153 sampel DNA korban gedung ambruk Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
Sampel DNA ini menjadi salah satu unsur penting dalam proses identifikasi jenazah korban yang masih berlangsung hingga saat ini.
"Total sampel DNA yang kami terima itu 153, terdiri dari 88 sampel DNA dari keluarga korban yang ante mortem dan 65 sampel DNA dari post mortem dari korban yang ditemukan," kata Kepala Biro Labdokkes Pusdokkes Polri Brigjen dr. Sumy Hastry Purwanti kepada wartawan, Rabu (8/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari ratusan sampel DNA itu, kata Hastry, 22 di antaranya telah teridentifikasi dan termasuk dalam 34 korban yang sudah berhasil diidentifikasi.
Hastry menyebut pemeriksaan sampel DNA ditargetkan bisa rampung dalam waktu dekat, sehingga proses identifikasi korban bisa segera diselesaikan.
"Semoga 3 hari ke depan kami bisa selesaikan semua pemeriksaan DNA dan tidak ada lagi kiriman dari TKP ya, dari pondok pesantren. Mohon doanya karena memang keberhasilan pemeriksaan DNA kami ditunggu oleh keluarga di sana," tuturnya.
Gedung tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk, Senin (29/9) sore.
Saat kejadian, ratusan santri tengah melaksanakan salat Asar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.
Hingga akhir pencarian Selasa (7/10), Basarnas mencatat korban berjumlah total 171 orang. Terdiri dari 104 selamat, 67 meninggal dunia, termasuk 8 body part atau bagian tubuh jasad.
Dari 67 korban tewas, tim Disaster Victim Identification (DVI) Biddokkes Polda Jatim telah berhasil mengidentifikasi 34 jenazah.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jatim Kombes M Khusnan mengatakan di hari ke-9 tragedi ponpes Al Khoziny berhasil mengidentifikasi 17 jenazah dari 18 kantong yang diperiksa. Terdapat satu body part yang cocok dengan satu jenazah.
"Tim DVI telah berhasil melaksanakan identifikasi terhadap 18 kantong jenazah, yang terdiri 17 jenazah dan 1 body part. Dari 18 kantong jenazah itu cocok atau match dengan data ante mortem" kata Khusnan di RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, Selasa (7/10) malam.
(dis/gil)