Kemenkes Sebut 9 Pasien Terpapar Cesium Dirawat di RS Fatmawati

CNN Indonesia
Kamis, 02 Okt 2025 20:14 WIB
Kemenkes melakukan pemeriksaan kesehatan gratis untuk 1.562 pekerja dan warga di Cikande, Banten, terkait paparan cesium-137. Sembilan dirawat di RS Fatmawati.
Ilustrasi pasien dan dokter. (iStock/CarmenMurillo)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan telah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap pekerja dan warga sekitar lokasi cemaran bahan radioaktif, Cesium-137 (Cs-137), di Cikande, Kabupaten Serang, Banten.

Pemeriksaan kesehatan gratis itu telah dilakukan terhadap 1.562 pekerja dan warga sekitar Kawasan Industri Cikande. Hasilnya, didapati ada yang terpapar positif cesium.

Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Murti Utami memastikan seluruh pasien yang tercemar zat radioaktif cesium-137 (Cs-137) diarahkan menjalani perawatan di rumah sakit vertikal. Dia mengatakan ada sembilan pasien terpapar cesium yang dibawa ke RSUP Fatmawati, Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"9 orang itu kita kirim ke rumah sakit Fatmawati," kata dia di Gedung Kemenkes RI, Jakarta, Kamis (2/10) seperti dikutip dari detikHealth.

Dia mengatakan para pasien diberi pill prussian blue untuk membantu meluruhkan cemaran zat radiaoktif cesium-137. Namun, sejauh ini pihaknya belum bisa memastikan apakah zat tersebut sepenuhnya luruh 100 persen.

Dia mengatakan pihaknya akan terus memantau kondisi pasien hingga dinyatakan sehat.

Selain itu, dia berpesan kepada masyarakat di daerah zona merah segera melakukan pemeriksaan untuk melihat kemungkinan ikut terpapar zat radiaoktif serupa.

"Yang penting mereka pemeriksaan dulu karena kan di area situ (Cikande, Banten) sama Bapeten sudah dipetakan mana area merah kuning hijau," katanya.

Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Aji Muhawarman dalam keterangan menyatakan, "Pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) kepada lebih dari 1.562 pekerja dan warga sekitar Kawasan Industri Cikande. Hasilnya terdapat 6 orang positif terpapar (hasil surveimeter) dan 9 hasil whole body counter (WBC)."

Aji juga menjelaskan sejumlah tahapan deteksi sebelum pasien akhirnya dirujuk.

Pertama, pasien menjalani pemeriksaan surveymeter. Tes tersebut untuk menunjukkan apakah ada paparan eksternal radiasi pada tubuh maupun pakaian.

Bila hasilnya positif, langsung dilakukan dekontaminasi, dengan mengganti pakaian dan mandi, lalu diperiksa ulang.

Tahapan selanjutnya adalah pemeriksaan darah. Hal ini dikarenakan penurunan limfosit bisa menjadi indikasi awal seseorang terpapar cemaran zat radioaktif cesium-137.

Penetapan akhir dengan Whole Body Counter (WBC), saat orang tersebut ditemukan mengalami penurunan limfosit. WBC bisa mendeteksi paparan radiasi internal atau cesium yang masuk ke tubuh.

"Jika terindikasi serius, dirujuk ke RS rujukan nasional (RS Fatmawati) untuk pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut," lanjutnya.

Terkait kondisi seluruh pasien yang positif terpapar cesium-137, Aji mengatakan semuanya saat ini dalam kondisi stabil.

"Saat ini kondisi baik," katanya.

Terpisah, Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menyebut temuan sementara dari pemeriksaan perusahaan ekspor cengkeh yang diduga tercemar radioaktif Cesium-137 menunjukkan lokasi tersebut memiliki tingkat radiasi yang normal.

Hanif menyatakan produk cengkeh PT NJS yang dilaporkan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) diduga tercemar zat radioaktif Cesium-137 kini masih dalam proses pengembalian ke Indonesia.

"Barang re-impor belum datang. Jadi kita cek di perusahaannya. Di perusahaan ini kok angkanya beda dengan Cikande, kalau di Cikande kan sampai ketemu angka 1.000 mikrosievert per jam. Itu di sana rata-rata 0,07, 0,04. Itu nilai paparannya dari kondisi background alam," ujar Hanif usai Forum Kolaborasi Pemulihan Ekosistem Gambut di Jakarta, Kamis, seperti dikutip dari Antara.

Hasil sementara itu didapat dari kunjungan yang dilakukan dari tim gabungan. Selain KLH terdapat pula petugas dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Tim Gegana Polri.

Meski hasil pemeriksaan tim memperlihatkan tingkat radiasi yang normal, Hanif mengatakan akan tetap melakukan peninjauan langsung untuk memastikan kondisinya.

"Angkanya berada pada background alam itu nol koma nol sekian. Itu yang saya tidak tahu ini dari mana, namun kami akan ke sana untuk memastikan itu," kata Hanif.

Baca berita lengkapnya di sini.

(kid/ugo)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER