IDAI: Satu Anak Keracunan MBG Sudah Jadi Masalah, Apalagi Ribuan

CNN Indonesia
Minggu, 28 Sep 2025 13:40 WIB
IDAI prihatin atas maraknya kasus keracunan ribuan anak akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG). Keselamatan anak dan kelompok rentan harus jadi prioritas.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyampaikan keprihatinan atas maraknya kasus keracunan ribuan anak sekolah usai menyantap Makanan Bergizi Gratis (MBG) dalam beberapa pekan terakhir. (ANTARA/HO-Pemkab Sumedang)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyampaikan keprihatinan atas maraknya kasus keracunan ribuan anak sekolah usai menyantap Makanan Bergizi Gratis (MBG) dalam beberapa pekan terakhir.

"Satu anak keracunan saja sudah menjadi masalah, apalagi ini terjadi pada ribuan anak di Indonesia," kata Ketua Pengurus Pusat IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso di Jakarta, Minggu (28/9), dikutip dari Antara.

Piprim mengatakan bahwa program MBG sejatinya bertujuan mulia, yakni meningkatkan status gizi dan kesehatan anak Indonesia. Namun, insiden keracunan yang terus berulang justru menimbulkan risiko serius bagi keselamatan anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun meminta Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memprioritaskan keselamatan para penerima manfaat program itu.

"Bahkan, ada balita dan ibu hamil juga yang terkena dampaknya, sehingga kelompok rentan ini sebaiknya turut dimasukkan dalam perhatian utama," ujarnya.

Dalam surat terbuka untuk Badan Gizi Nasional, IDAI menegaskan bahwa keselamatan anak dan kelompok rentan adalah prioritas utama. Anak, balita, dan ibu hamil merupakan kelompok rentan yang harus dilindungi dari risiko keracunan makanan.

Selain itu, kata Piprim, keamanan pangan harus diutamakan. Proses penyediaan, pengolahan, penyimpanan, hingga distribusi makanan wajib mengikuti standar keamanan pangan untuk mencegah kontaminasi.

"Kualitas gizi dan keseimbangan menu perlu dijamin. Menu MBG seyogianya disusun oleh ahli gizi anak dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi anak untuk mendukung tumbuh kembang optimal," katanya

Pihaknya pun meminta agar pengawasan diperketat. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) beserta seluruh kelengkapannya harus tersertifikasi dan senantiasa dimonitor serta dievaluasi oleh BGN.

"Prosedur mitigasi dan layanan aduan kasus keracunan harus disiapkan dalam program MBG. Perlu disiapkan prosedur mitigasi kasus keracunan melibatkan pemerintah, sekolah, dokter spesialis anak, tenaga kesehatan, dan masyarakat," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Umum Pengurus Pusat IDAI Hikari Ambara Sjakti menyampaikan, pihaknya siap bekerjasama dan berkolaborasi dengan pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk memastikan program MBG benar-benar memberikan manfaat kesehatan, gizi, dan masa depan yang lebih baik bagi anak Indonesia.

Kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi sorotan publik beberapa waktu terakhir.

Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat per 22 September terdapat 4.711 orang menjadi korban keracunan. Jumlah ini tersebar di tujuh wilayah di Indonesia yang sudah diklasifikasikan badan tersebut.

Kasus keracunan itu mencakup wilayah I Sumatra sebanyak 1.281 orang, wilayah II Jawa sebanyak 2.606 orang, dan wilayah III meliputi Kalimantan, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku, hingga Papua sebanyak 824 orang.

Sementara itu, data berbeda ditemukan oleh Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI). Per 21 September 2025, JPPI mencatat keracunan MBG di Indonesia mencapai 6.452 orang.

(fra/antara/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER