Bencana banjir besar hingga longsor terjadi di wilayah Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tengah pekan ini.
Banjir bandang dan tanah longsor terjadi di Kabupaten Nagekeo, NTT, Selasa (9/9). Sehari kemudian, banjir bandang terjadi di Bali, termasuk ibu kota provinsi yakni Denpasar.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Empat korban hilang akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur hingga Rabu (10/9) sore belum ditemukan.
Pada hari kedua pencarian oleh petugas gabungan dari kantor pencarian dan pertolongan (SAR) Maumere Polres Nagekeo dan TNI belum berhasil menemukan keempat korban yang terdiri dari dua orang dewasa dan dua bayi.
"Tim SAR Gabungan pada hari ini, Rabu, 10 September 2025 telah melaksanakan pencarian terhadap keempat korban dengan hasil masih nihil, pencarian telah dilaksanakan pada pukul 07.00 Wita hingga Pukul 17.30 Wita," kata Kepala Kantor SAR Maumere, Fathur Rahman dalam keterangannya Rabu petang.
Dia menyatakan pada hari kedua proses pencarian terhadap empat korban yang hilang difokuskan di aliran sungai Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo hingga ke Muara sejauh 2,13 kilometer.
"Pencarian difokuskan di aliran sungai Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo hingga ke Muara sejauh 2.13 Kilometer," ujarnya.
Fathur menjelaskan pada pencarian hari kedua, tim SAR gabungan di Nagekeo mendapatkan penambahan dari Rescuer Kantor SAR Maumere sebanyak tujuh orang untuk membantu jalannya operasi SAR tersebut. Dia mengatakan proses pencarian akan kembali dilakukan pada Kamis (11/9) ini.
"Besok [Kamis] pencarian hari pada pencarian Hari ketiga, kita semua berharap bahwa seluruh korban dapat ditemukan oleh Tim SAR Gabungan," ujar Fathur.
Plt Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT, Semuel Halundaka Rabu malam menyatakan ada tambahan korban meninggal dunia akibat bencana tersebut.
"Hasil Koordinasi dengan Kalak BPBD Nagekeo, korban yang ditemukan meninggal empat orang dan hilang empat orang. Jumlah delapan, terjadi penambahan," ujar Semuel
Sementara itu, tiga jenazah korban meninggal yang ditemukan pada Selasa lalu akibat diterjang banjir bandang sudah dimakamkan pada Rabu siang oleh keluarga masing-masing.
Dilaporkan sebelumnya telah terjadi bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo,pada Selasa (9/9) dinihari sekitar pukul 02.00 wita.
Bencana tersebut telah merenggut tiga nyawa dan empat orang dinyatakan hilang. Selain itu tanah longsor juga mengakibatkan ruas jalan dari Kecamatan Boawae ke Mauponggo terputus total akibat tertimbun material longsoran.
Kapolres Nagekeo AKBP. Rahcmad Muchamad Salili mengatakan ada sekitar tujuh titik longsor yang mengakibatkan arus lalu lintas terputus total.
Selain memutus akses transportasi darat, tanah longsor tersebut juga telah mengakibatkan satu desa yakni Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo saat ini terisolasi.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan Pemerintah Provinsi Bali telah menetapkan Tanggap Darurat Bencana selama satu minggu atau satu pekan usai dilanda banjir di sejumlah titik, Rabu kemarin.
"Betul. Jadi Bapak Gubernur malam ini sudah keluarkan dan tanda tangan. Tadi diskusi, semula tanggap darurat bencana itu akan ditetapkan dua Minggu. Tapi karena sifat bencananya ternyata tidak terlalu besar, maka akan diralat cukup menjadi satu minggu," kata Suharyanto usai mengikuti Rapat Koordinasi Banjir Provinsi Bali yang digelar di Kerta Sabha, Rumah Dinas Gubernur Bali, Denpasar, Rabu malam.
"Sehingga, nanti langsung kita melakukan langkah-langkah untuk perbaikan, rehabilitasi, rekonstruksi pascabencana," imbuhnya.
Sementara, untuk saat ini dari data yang dia dapat ada sebanyak 9 orang yang meninggal dunia akibat banjir yang melanda Pulau Bali di sejumlah titik.
"Untuk di Bali sendiri per malam ini yang meninggal dunia ada 9 orang. Kemudian yang masih hilang ada 6 orang," kata Letjen TNI Suharyanto
Dia mengatakan untuk 6 orang korban yang masih hilang akan terus dilakukan upaya pencarian oleh tim gabungan di Pulau Bali.
Tim gabungan yang dipimpin Basarnas Bali sudah menurunkan 100 personel lebih untuk melakukan pencarian hingga malam ini dan yang belum ditemukan ada 6 orang yang masih hilang.
"Ada 6 orang yang hilang. Tetapi mulai besok jam 7 pagi ini akan mulai dicari lagi, sampai betul-betul yang 6 orang yang masih hilang ini akan ditemukan," imbuhnya.
Selain itu, untuk Rabu malam, tinggi banjir sudah mulai turun atau relatif normal. Dan bisa diatasi serta genangan air sudah mulai turun di sejumlah titik banjir di wilayah Pulau Bali.
"Apalagi tadi dari BWS (Balai Wilayah Sungai) juga sudah menyampaikan, tinggi (bukaan) air sungai-sungai yang mengakibatkan banjir per malam ini pukul 21.00 WITA, sudah kembali normal. Kemudian banjir ini disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi akibat ada fenomena alam gelombang Rossby-Kelvin," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan BMKG dan beberapa hari ini dapat dipastikan atau diperkirakan curah hujan yang diakibatkan gelombang Rossby-Kelvin.
"Jadi yang memang harus kita intervensi adalah sekarang justru Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Dan kami juga sudah berkoordinasi dengan para kepala daerah di tiga provinsi itu untuk
segera siap-siaga dan melaksanakan operasi modifikasi cuaca," ujarnya.
Sebelumnya, banjir merendam 43 titik di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, Bali, pada Rabu (10/9) pagi, banjir juga terjadi di sejumlah titik di wilayah Kabupaten Jembrana, Bali, dan di wilayah lainnya di Pulau Bali.