Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) Selasa (9/9) telah mengakibatkan akses jalan, jaringan listrik dan komunikasi terputus total.
Bencana tersebut juga mengakibatkan tiga orang meninggal dunia dan empat warga masih dinyatakan hilang dan saat ini sedang dalam pencarian,
"Kami belum bisa menyebut berapa banyak warga yang terdampak, karena akses jalan, (jaringan) komunikasi dan listrik di sana (lokasi bencana) terputus total," kata Kapolres Nagekeo AKBP. Rachmad Muchamad Salili yang dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Selasa (9/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut ada sekitar tujuh titik longsor yang materialnya menutupi jalan dari arah Kecamatan Boawae ke Kecamatan Mauponggo.
Dia mengatakan saat ini petugas gabungan Polri/TNI, dan BPBD Nagekeo sedang berupaya melakukan pembersihan jalan di tujuh titik longsor dengan mengerahkan alat berat. Namun, dia mengaku mengalami kesulitan karena material menutupi badan jalan.
"Tapi yang jelas saat ini upaya untuk membuka akses jalan sedang dilakukan dengan dua alat berat untuk membersihkan material tanah longsor yang menutupi jalan," jelas Rachmad yang mengaku berada di salah satu titik longsor di Desa Kalewar, Kecamatan Boawae saat dihubungi CNNIndonesia.com.
Menurutnya upaya membuka akses jalan yang tertutup timbunan material longsor menjadi prioritas agar bantuan segera bisa disalurkan dan korban hilang pun bisa segera dilakukan pencarian oleh tim gabungan. Karena saat ini pencarian hanya dilakukan oleh warga dengan peralatan seadanya.
"Anggota dari Polres Nagekeo dan Polsek terdekat bersama TNI, BPBD semua sudah berada di lokasi bencana untuk membantu melakukan pembersihan jalan agar bisa secepatnya memberi bantuan bagi warga terdampak," jelas Rachmad.
Dia menyampaikan, penyebab bencana banjir bandang dan tanah longsor tersebut akibat hujan lebat yang terjadi sejak Senin (8/9) sore. Dan informasi dari warga tanah longsor terjadi pada Selasa (9/9) dini hari.
Selain memutus akses transportasi darat, tanah longsor tersebut juga telah mengakibatkan satu desa yakni Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo saat ini terisolasi. Dan bukan hanya akses jalan, tetapi jaringan telepon dan listrik pun terputus total di Desa Sawu. "Desa terisolasi itu Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo," kata Rachmad.
Dia menjelaskan sampai dengan pukul 18.00 wita upaya pembersihan jalan masih dilakukan agar bisa menembus sampai ke desa lainnya yang berada di Kecamatan Mauponggo. Karena, lanjut dia, ada lima desa yang terdampak akibat bencana tanah longsor tersebut.
Lima desa yang terdampak tersebut antara lain Desa Maukeli, Desa Lokalobo, Desa Ae Woe, Desa Loda Ola dan Wolo Kisa.
Dia mengatakan empat korban yang hilang pun masih dalam proses pencarian dan belum ditemukan hingga Selasa malam. "Sampai saat ini keempat korban yg hilang blm ditemukan," kata Rachmad melalui pesan tertulis Selasa (9/9) malam.
Sementara itu, Plt. Kepala BPBD NTT, Semuel bencana banjir bandang dan tanah longsor tersebut mengakibatkan tiga orang meninggal, empat orang hilang dan dua orang luka-luka.
"Berdasarkan laporan sementara dari Camat Mauponggo, ada tiga orang yang meninggal dan empat orang masih dinyatakan hilang," kata Semuel melalui pesan tertulis.
Dia menerangkan selain korban jiwa dan korban hilang, sejumlah infrastruktur juga mengalami kerusakan seperti jalan dan jembatan yang mengakibatkan akses terputus total.
"Infrastruktur jalan, jembatan dan deker rusak berat, 2 ruas jalan menuju Kecamatan Mauponggo rusak total/tidak dapat diakses, empat lokasi tidak dapat mengakses jaringan komunikasi dan listrik," ujar Semuel.
Dia mengatakan bencana banjir bandang dan tanah longsor di Mauponggo tersebut dipicu terjadinya hujan lebat sejak Minggu (7/9) sore hingga mengakibatkan bencana tersebut.
Dia menambahkan, Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena telah memberi petunjuk untuk segera mengirim bantuan kepada warga terdampak bencana tersebut.
"Kita sudah laporkan ke bapak Gubernur, dan perintah dari beliau untuk segera membuka akses sehingga bantuan bisa segera dikirim kepada warga terdampak bencana," kata Semuel.
Upaya saat ini, kata dia, adalah membuka akses jalan agar bantuan bisa segera disalurkan ke warga terdampak dan juga melakukan upaya pencarian terhadap empat orang yang masih dilaporkan hilang.
(ely/wiw)