Unjuk rasa buruh di depan kompleks parlemen menyoroti tingginya gaji dan tunjangan yang diterima DPR di tengah upah murah dan ancaman pekerjaan buruh, Kamis (28/8).
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal dalam aksi tersebut membawa tuntutan, salah satunya tolak upah murah. Menurut dia, upah murah yang diterima buruh tak setimpal dengan tingginya gaji dan tunjangan para anggota dewan.
"DPR aja naikin tunjangan seenak-enaknya. Dia naikin gaji seenak-enak dia. Pakai joget-joget lagi. Di mana nuraninya" kata Iqbal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iqbal mengatakan pihaknya menuntut kenaikan 8,5 persen kenaikan upah buruh pada 2026. Menurut dia, jumlah itu tak seberapa dibanding tunjangan rumah yang diterima DPR Rp50 juta setiap bulan.
"Dia naikin tunjangan Rp50 juta, kali 12 bulan setahun Rp600 juta. Nyewa di mana itu Rp600 juta, di surga?" Kata Iqbal.
Iqbal mengatakan pihaknya mengancam akan terus melakukan unjuk rasa bahkan hingga mogok nasional jika tuntutan itu tak dipenuhi. Dia mengatakan aksi akan terus dilakukan, bukan hanya di Jakarta namun juga di beberapa daerah lain.
Hari ini, dia menyebut aksi juga dilakukan di Bandung, Serang, Semarang, Surabaya, Lampung, hingga Bengkulu.
"Kami akan menjaga aksi ini kondusif. Karena ini adalah aksi aspirasi, menyampaikan di DPR," katanya.
(thr/gil)