Lalu lintas Jalan Pejompongan Raya mulai berangsur normal setelah kawasan yang sempat ditutup itu kembali dibuka pada Senin (25/8) malam.
Jalan tersebut dibuka sekitar pukul 20.30 WIB, setelah massa demo 25 Agustus di depan Gedung DPR/MPR Ri membubarkan diri, termasuk ke arah Bendungan Hilir (Benhil).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikcom pada Senin (25/8) malam memberitakan arus lalu lintas di Jalan Pejompongan Raya terpantau normal, kendaraan yang menuju kawasan Gelora Bung Karno serta arah sebaliknya sudah bisa melintas.
Begitu pula dengan ruas tol dalam kota Semanggi-Slipi yang terpantau sudah dibuka dua arah pada 20.46 WIB setelah sempat disterilisasi anggota Ditlantas Polda Metro Jaya dan Brimob.
Selain ruas Tol Dalkot, akses Jalan Gatot Subroto juga sudah kembali dibuka setelah sempat ditutup dari depan Polda Metro Jaya yang mengarah ke gedung DPR. Mobil dan sepeda motor sudah dapat melintas kembali.
Pejompongan dan Gatot Subroto menjadi salah satu jalan yang arus lintas sempat terdampak dan ditutup hari ini. Peserta demo 25 Agustus 2025 di depan Gedung DPR/MPR menyerukan beberapa tuntutan.
Massa menyinggung sejumlah tunjangan yang diterima DPR. Menurut mereka, tunjangan anak dan istri DPR tidak seharusnya dibayar negara.
"Hapus tunjangan DPR sebagai bentuk perlawanan terhadap praktik pemborosan anggaran dan privilege pejabat," bunyi tuntutan tersebut.
Tuntutan lainnya, massa juga mendesak pengesahan RUU Perampasan Aset, serta beberapa tuntutan yang menggantung selama ini, seperti RUU PPRT, dan kebijakan pendidikan gratis, ilmiah, serta demokratis.
Massa juga menolak upaya penulisan ulang sejarah yang sedang dilakukan pemerintah hingga pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto.
Pedemo juga menyerukan penolakan perjanjian dagang Indonesia-Amerika Serikat yang dianggap merugikan kedaulatan ekonomi nasional.
Aksi yang dilakukan pelajar dan mahasiswa di depan Gedung DPR RI ini disebut sebagai pernyataan tegas bahwa rakyat tidak tinggal diam terhadap kebijakan yang dianggap merugikan.
(chri)