Keluarga Prada Lucky Chepril Saputra Namo, prajurit TNI yang tewas diduga akibat mengalami penganiayaan oleh senior-seniornya sesama anggota TNI meminta agar proses hukum terhadap para pelaku dilakukan secara transparan.
"Kami dari pihak keluarga sangat berharap kepastian dan kasus ini bisa secara transparan diinformasikan kepada keluarga," kata ibu kandung Prada Lucky, Sepriana Paulina Mirpey, kepada CNNIndonesia.com, Senin (18/8).
Menurutnya sejauh ini pihak tidak pernah mendapat informasi apapun terkait perkembangan proses hukum yang dilakukan tim investigasi dari Polisi Militer TNI Angkatan Darat (AD) dan juga dari Batalyon Teritorial Pembangunan 834/Waka Nge Mere Nagekeo yang menjadi kesatuan dari mendiang Prada Lucky.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sampai saat ini belum mendapat penjelasan langsung, kami hanya mendapat informasi dari luar saja," tuturnya tanpa menyebut pihak yang memberi informasi.
Dia menuntut agar proses hukum dilakukan secara transparan sehingga keluarga bisa merasa puas jika mengetahui setiap perkembangan dari proses hukum tersebut.
Sepriana berharap jangan ada yang ditutupi dari proses hukum dan dilakukan secara transparan yang sedang berjalan.
Menurut informasi yang diterima pihaknya dari pihak lain, pelaku penganiayaan terhadap Prada Lucky sudah bertambah bukan lagi 20 orang tapi sudah lebih. Tapi belum ada pernyataan resmi dari institusi TNI tentang hal tersebut.
"Saya kebanyakan dapat informasi dari luar dan informasi terbaru yang saya dapatkan bahwa pelaku itu sudah bertambah, bukan 20 lagi tapi lebih dari 20 (orang pelaku)," ucapnya.
Dia menyebut informasi lain yang diterimanya adalah 20 pelaku yang diungkap sebelumnya, semuanya adalah prajurit TNI. Para prajurit tersangka itu sudah dibawa ke Kupang dan diamankan di Detasemen Polisi Militer Kupang.
Sementara itu Asisten Intelejen Kasdam IX/Udaya Kol. Kav. Guruh Prabowo mengatakan tim penyidik masih menyiapkan berkas perkara para pelaku untuk segera dilimpahkan ke oditur militer.
"Tim penyidik masih menyiapkan segala berkasnya utk dilimpahkan ke oditur," ujar Asintel Kolonel Kav. Guruh Prabowo melalui keterangan tertulis diterima CNNIndonesia.com Senin kemarin.
Dia meminta agar bisa bersabar karena nanti akan ada penjelasan dari pejabat yang ditunjuk oleh Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto untuk memberikan keterangan terkait kasus Prada Lucky.
Sebelumnya Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto saat menemui orang tua Prada Lucky Senin (11/8) berjanji akan mengusut tuntas kasus tersebut sesuai prosesdur yang berlaku dan transparan.
"Proses kemudian bagaimana tindak lanjut selanjutnya untuk pemeriksaan akan kita laksanakan secara transparan dan tidak ada yang kita tutupi," kata Pangdam IX/Udayana Piel Budyakto kepada media usai bertemu Serma Kristian Namo dan Sepriana Paulina Mirpey sebagai orang tua mendiang Prada Lucky.
Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) prajurit TNI Angkatan Darat yang bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/WM) Nagekeo tewas diduga akibat alami penyiksaan yang dilakukan oleh seniornya di dalam asrama batalyon.
Prada Lucky meninggal dunia pada Rabu (6/8). Dia sempat menjalani perawatan selama empat hari di Intensive Care Unit RSUD Aeramo, Nagekeo.