Wakil Ketua Umum Partai Golkar Melchias Markus Mekeng menantang pihak yang mendorong isu Musyawarah Luar Biasa (Munaslub) untuk mengganti Ketua Umum Bahlil Lahadalia menunjukkan diri.
Mekeng menyebut hingga kini tak ada diskusi di internal partainya untuk menggelar Munaslub dan memilih ketua umum baru. Menurut dia, hingga saat ini, isu tersebut berasal dari sumber yang tidak jelas.
"Jadi, kalau yang ingin Munaslub, harus munculkan mukanya dong. Kalau mau berpolitik yang sehat, muncul mukanya. Siapa yang mau Munaslub dan dia harus jelaskan kenapa musti ada Munaslub," ujar Mekeng di kompleks parlemen, Jumat (8/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, menurut hemat saya, itu berita hoaks dan kami di Partai Golkar, di bawah kepemimpinan Pak Bahlil, kami tenang-tenang saja," imbuhnya.
Saat ini, lanjut Mekeng, Bahlil tengah sibuk menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) Partainya di beberapa daerah. Menurut dia, Musda tersebut menjadi bagian dari konsolidasi internal dan menunjukkan Golkar solid di bawah Bahlil.
Mekeng membantah bahwa Musda bagian dari konsolidasi untuk menghadapi isu upaya Munaslub. Dia menyebut pergantian di jajaran Golkar daerah merupakan bagian dari mekanisme internal, dan sesuai ketentuan.
"Enggak, itu kan agenda partai. Setelah dilantik, pemimpin harus melakukan konsolidasi. Itu kan mekanisme di bawah. Kalau memang sudah dua kali kan nggak boleh lagi, harus ganti," katanya.
Hal yang sama juga disampaikan Wakil Ketua Umum sekaligus mantan pesaing Bahlil di periode sebelumnya, Kahar Muzakkir. Dia mengatakan tak ada wacana partainya untuk menggelar Munaslub.
Kahar menyebut Partai Golkar saat ini solid mendukung Ketua Umum Bahlil Lahadalia. Menurut dia, dorongan untuk menggoyang Bahlil tak lebih dari intrik politik biasa.
Namun, dia memastikan Bahlil akan tetap melanjutkan kepemimpinannya di partai.
"Ah itu biasa saja, namanya politik," ujar Kahar, Jumat (8/8).
(thr/sfr)