Operasi SAR pencarian KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali resmi ditutup pada hari ke-20. Namun upaya ini masih menyisakan korban yang belum ditemukan, serta kesimpangsiuran data jumlah penumpang yang sebenarnya.
"Dari 7 hari kemudian tambah 3 hari, tambah 3 hari, dan ditambah 7 hari lagi dan dengan tidak ditemukannya tanda-tanda korban kembali ditemukan maka bisa resmi ataupun dapat ditutup," kata Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, yang juga bertindak sebagai SAR Mission Coordinator, Senin (21/7)
Selama 20 hari operasi pencarian korban, dari total 65 penumpang dan awak kapal sebagaimana data manifes KMP Tunu Pratama Jaya, sebanyak 49 orang di antaranya sudah ditemukan. 19 orang di antaranya dalam kondisi meninggal dunia, kemudian 30 orang selamat. Sedangkan 16 orang lainnya masih dalam pencarian.
Namun jumlah korban diperkirakan lebih dari 65 orang. Pasalnya data manifes penumpang KMP Tunu Pratama Jaya diduga tak valid.
Banyak orang menaiki kapal tersebut tapi mereka tak tercatat dalam daftar manifes, hal itu terungkap melalui laporan keluarga korban dan hasil identifikasi yang dilakukan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
"Dari [korban] yang kami temukan, memang kemarin data dari DVI ada [korban] yang tidak sesuai dengan manifes. Maksud kami adalah begini, bahwa data yang 65 itu lah data berdasarkan manifes. Artinya dari hari pertama, kami menunggu adanya data yang lain ya, jika memang ada di luar manifes," ucapnya.
Nanang mengatakan sejak hari pertama Basarnas masih terus menunggu data penumpang sebenarnya, yang diduga melebihi 65 orang. Di sisi lain, Nanang mengatakan pihaknya juga tak punya wewenang untuk mengeluarkan data tersebut.
"Karena Basarnas tidak mempunyai wewenang untuk meneliti mana, yang apakah dia [korban] sesuai manifes atau tidak. [Basarnas] nggak punya kewenangan untuk itu ataupun menggali ada berapa sih yang di luar manifes, ada berapa kami tidak punya kewenangan untuk itu," ucapnya.
"Makanya kami dari awal, dari mulai operasi pencarian dan pertolongan, kami pun sudah berkoordinasi dengan pihak terkait. Artinya, jika memang kemudian ada data secara resmi, dalam arti ada yang bertanggung jawab untuk mengeluarkan data itu, maka kami akan sandingkan," tambahnya.
Namun, kata Nanang, hingga sore hari ke-20 proses pencarian korban KMP Tunu, pihak pelabuhan, perusahaan atau institusi yang berwenang tak kunjung mengeluarkan data tersebut.
"Tapi sampai dengar sore ini, data itu belum kami dapatkan. Artinya data yang ada bertanggung jawab untuk mengeluarkan itu, sehingga kepatutan kan tetap akan 65 [penumpang sesuai data manifes]. Meskipun di data yang kita ketemukan, data dari DVI itu kan ada, bukan kami mengeluarkan itu sesuai dengan manifes atau tidak, tapi itu dari DVI, dengan namanya ternyata di manifes ternyata tidak ada," pungkasnya.