Sebuah perahu yang mengangkut tujuh orang penumpang wisatawan dilaporkan terbalik di sekitar perairan Tanjung Batu Burung, Saparua, Maluku Tengah, Maluku, Sabtu (4/11) sore.
Mereka masing-masing David Matheos Amahorseja (49), Orbions Daan (21), De Koning Gaia Annelee (21), Van Der Lely Thom Luuk Stephan, Lafeber Cornelis (65), Nurul Hidayah Wattiheluw (30), dan Lukas Souisa (60).
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nurul Wattiheluw, salah satu korban selamat mengatakan korban yang hilang bernama David Matheos Amahorseja (49). Ia adalah anggota Saniri Negeri Boi, Kecamatan Saparua, Maluku Tengah.
Ia menjelaskan empat orang dari mahasiswa dan aktivis keturunan Belanda, masing-masing Orbions Daan (21), De Koning Gaia Annelee (21), Van Der Lely Thom Luuk Stephan dan Lafeber Cornelis (65).
Sementara, tiga orang penumpang wisata berwarga Saparua masing-masing Nurul Hidayah Wattiheluw (30), Lukas Souisa (60) dan David Matheos Amahorseja (49).
Awalnya mereka sempat berwisata di Pulau Malona, Saparua, Maluku Tengah, Maluku pada Sabtu (4/11). Usai berwisata, mereka memutuskan untuk kembali ke Haria namun di tengah perjalanan perahu diterjang gelombang sekitar pukul 15.15 WIT.
Nurul mengatakan pihakn masih sempat bertahan di dalam perahu selama beberapa menit sambil meminta pertolongan melalui sambungan telepon namun terkendala jaringan. Perahu pun mulai perlahan-lahan terbalik sekitar pukul 16.30 WIT. Mereka memutuskan melompat ke laut untuk menyelamatkan diri.
"Kami sempat meminta bantuan pertolongan melalui sambungan telepon namun terkendala jaringan, kira-kira dua kilometer dari Pulau Malona," ujarnya, Sabtu (5/11).
Saat berenang, kata Nurul, mereka masih sempat bersama-sama namun akibat gelombang tinggi dan arus yang terlalu deras membuat satu orang korban terpisah.
Sementara enam orang berhasil selamat usai berenang selama satu jam menuju daratan pantai kemudian meminta pertolongan warga sekitar.
Terpisah, pengemudi perahu Lukas Souisa (60) mengaku sempat membawa penumpang wisata. Mereka bertolak dari pelabuhan Haria menuju Pulau Malona sekitar pukul 10.00 WIT kemarin.
Saat berlayar kondisi lautan tergolong tenang, namun setelah kembali ombak mulai tinggi. Mereka mengalami musibah saat diterjang ombak di sekitar tanjung Sembayang Batu Burung.
Ia sempat menyelamatkan perahu yang berisi wisatawan Belanda dan warga Saparua. Ombak yang berdatangan semakin besar sehingga perahu tenggelam.
"Saat itu semua penumpang sudah berenang, saya masih mencoba menyelamatkan perahu namun tidak berhasil, saya pun melompat dan berenang ke daratan pantai," ujarnya.
Sementara itu, humas Kantor Pencarian dan Pertolongan Kota Ambon Riski Budianto membenarkan peristiwa perahu pengangkut WNA Belanda dan warga Saparua terbalik di sekitar Perairan Tanjung Batu Burung, Saparua, usai berwisata di Pulau Malona.
"Iya benar, sementara lagi operasi Sar," ujarnya saat dihubungi CNNIndonesia.com. Minggu (5/11) siang.
(sai/fra)