DPR Minta Pemerintah Jalankan Dua Program Atasi Hepatitis Misterius

CNN Indonesia
Selasa, 10 Mei 2022 18:27 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI meminta pemerintah melaksanakan dua program untuk mencegah penyebaran virus yang menyebabkan hepatitis akut pada anak-anak.
Anggota Komisi IX DPR RI meminta pemerintah melaksanakan dua program untuk mencegah penyebaran virus yang menyebabkan hepatitis akut pada anak-anak. (iStockphoto/Piotrekswat)
Jakarta, CNN Indonesia --

Anggota Komisi IX DPR RI Luqman Hakim meminta pemerintah melaksanakan dua program untuk mencegah penyebaran virus yang menyebabkan hepatitis akut pada anak-anak.

Pertama, menurutnya, pemerintah harus segera menuntaskan program Jambanisasi Berbasis Keluarga. Ia mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020 masih ada lebih dari 20 juta keluarga di Indonesia yang tidak memiliki jamban.

"Saya minta Presiden mencanangkan segera program penyelesaian pembangunan jamban berbasis keluarga," kata Luqman kepada CNNIndonesia.com, Selasa (10/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga meminta pemerintah mengevaluasi kualitas sanitasi pada fasilitas-fasilitas umum.

Program kedua, lanjut Luqman, pemerintah harus melaksanakan program basmi lalat dan hewan sejenis yang berpotensi menjadi transmitter virus hepatitis.

Menurutnya, zona-zona yang menjadi pusat lalat berkembang biak, harus disterilisasi untuk mencegah bertambahnya populasi lalat.

Luqman juga mengimbau masyarakat tidak panik atas temuan kasus hepatitis misterius di Indonesia. Dia berkata, pemerintah bersama para ahli dan badan-badan kesehatan nasional dan internasional sedang melakukan penelitian ilmiah atas penyakit itu.

Pakar Ilmu Kesehatan soal Hepatitis Misterius

Terpisah, Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Dwi Prasetyo menjelaskan hepatitis misterius sejatinya merupakan penyakit yang tidak diketahui etiologinya.

Hal ini terungkap setelah pemeriksaan awal yang dilakukan otoritas kesehatan Inggris terhadap pasien anak-anak yang terindikasi terkena penyakit tersebut.

Berdasarkan laporan WHO, hepatitis misterius yang pertama ditemukan di Inggris awal April lalu, per 1 Mei telah menyebar di 20 negara, termasuk Indonesia.

"Hepatitis yang biasa kita kenal ada A, B, C, D, dan E. Kejadian di Inggris itu sudah diperiksa ternyata negatif lima hepatitis tersebut. Makanya mereka melaporkan jenis hepatitis yang tidak diketahui etiologinya atau jenis hepatitis non A, B, C, D, E," kata Dwi dikutip dari laman Unpad, Selasa (10/5).

Sampai saat ini, para ahli masih menyelidiki penyebab dari hepatitis misterius tersebut. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan sudah mengeluarkan kewaspadaan terhadap penularan penyakit tersebut.

Kepala Divisi Gastrohepatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad ini menjelaskan ada beberapa kemungkinan anak-anak rentan tertular hepatitis misterius. Dwi menduga hal ini karena perkembangan imunitas anak yang belum kuat. Apalagi laporan penularan penyakit ini juga terjadi pada bayi yang baru lahir.

"Ini masih diteliti terus, nanti dilihat juga apakah anak-anak yang kena ini ada komorbid, sehat-sehat saja, atau punya gangguan imunitas," ucapnya.

Dwi menjelaskan, di luar kasus hepatitis misterius, hepatitis merupakan penyakit yang rentan menular. Penularan hepatitis A ditularkan dari mulut dan pola hidup yang tidak sehat.

Hal ini rentan terjadi pada anak-anak sekolah yang kesadaran menjaga kebersihannya masih kurang. Sementara hepatitis B dan C ditularkan melalui produk darah, di antaranya transfusi darah.

"Untuk hepatitis yang tidak diketahui masih belum tahu persis menular lewat mulut atau transfusi. Bisa juga menular lewat semuanya," kata dia.

Hingga saat ini, baru hepatitis A dan B yang sudah memiliki vaksin. Bahkan, vaksinasi hepatitis B sudah masuk program imunisasi nasional, sehingga bisa diperoleh di tingkat layanan kesehatan primer secara gratis.

Meskipun belum diketahui apakah dua jenis vaksin tersebut bisa mencegah penularan hepatitis misterius, Dwi menegaskan bahwa vaksinasi hepatitis tetap wajib dilakukan.

Selain itu, ia juga mengingatkan masyarakat untuk menerapkan pola hidup higienis dan sering menjaga kebersihan tubuh. "Utamanya adalah menjaga kebersihan tangan," katanya.

Kendati demikian, lanjut Dwi, masyarakat Indonesia telah banyak belajar menjaga kebersihan dari pandemi Covid-19. Sehingga hal ini dapat memperkuat kewaspadaan masyarakat dalam menghindarkan diri dari penularan hepatitis misterius.

(mts, hyg/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER