Ketua RT 03 RW 10, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Kasdi mengatakan bahwa ZA, penyerang Mabes Polri sering berganti nomor handphone. Hal itu terungkap lantaran para saudaranya kerap sulit menghubungi ZA.
"(Kakaknya) Ngelacak nomor HP pelaku ini enggak pernah ketemu, enggak tahu," kata Kasdi saat ditemui di kediamannya, Kamis (1/4).
Tindakan ZA berganti-ganti nomor menyulitkan keluarganya menghubungi pelaku penyerangan markas polisi itu. Namun sebaliknya, pelaku bisa menghubungi saudaranya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau pelaku ngontak saudaranya bisa," kata Kasdi.
Menurut Kasdi, ZA merupakan anak bungsu dari enam bersaudara. ZA tinggal di rumahnya bersama keponakan dan ayah ibunya.
Saudara ZA lainnya, kata Kasdi, sudah bekerja. Beberapa dari mereka juga sudah berkeluarga dan tinggal di rumah yang berbeda.
"Paling anak lakinya satu, memang kerja juga. Dia sendiri berarti sama keponakannya doang, sama bapak dan ibunya," ujar Kasdi.
Kasdi mengaku jarang melihat ZA di lingkungannya. Berdasarkan informasi yang Kasdi dapatkan dari keluarga ZA, anak itu kadang-kadang membersihkan bagian luar rumah.
"Keluarganya bilang sampai di teras, berapa menit, balik lagi. Nongol doang," terangnya.
Kasdi menduga ketika ZA beraktivitas di dalam rumah, ia sempat berhubungan dengan seseorang di luar sana.
"Mungkin dia kesempatan teleponan sama yang di luar bisa kali ya," ujarnya.
Sebelumnya, seorang perempuan melakukan penyerangan ke Mabes Polri. Berdasarkan rekaman CCTV di markas tersebut, pelaku sempat menodongkan senjata ke arah petugas.
Petugas kemudian melumpuhkan pelaku di tempat. Setelah diperiksa, pelaku diketahui berinisial ZA, perempuan berusia 25 tahun dan seorang mahasiswa drop out.
(iam/ain)