Pendukung MAGA Mencak-mencak Lihat Trump-Mamdani 'Harmonis'

CNN Indonesia
Selasa, 25 Nov 2025 13:35 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --

Para pendukung Presiden Donald Trump yang kerap disebut MAGA (Make America Great Again) supporters merutuk di media sosial melihat pertemuan sang Presiden Amerika Serikat dan Wali Kota New York Zohran Mamdani pada Jumat pekan lalu.

Serangkaian unggahan bernada bingung hingga marah dari para influencer MAGA membanjiri media sosial melihat pertemuan perdana Trump dan Mamdani yang berlangsung hangat di Gedung Putih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan Trump dan Mamdani pada Jumat pekan lalu memang menjadi sorotan sebab keduanya saling memperlihatkan permusuhan politik dan penentangan selama masa kampanye pemilihan wali kota New York berlangsung.

Trump bahkan berulang kali menolak pencalonan Mamdani, seorang sosialis Muslim, hingga menyebutnya sebagai "komunis gila".

Namun, pertemuan perdana Trump dan Mamdani kemarin malah berjalan konstruktif dan ramah tamah hingga banjir pujian dari Trump. 

"Gila membiarkan seorang komunis jihad berdiri di belakang meja presiden di Oval Office. Sedih melihatnya," tulis aktivis sayap kanan Laura Loomer, salah satu pendukung Trump paling vokal di dunia maya.

Dikutip The Guardian, Loomer membuat sejumlah unggahan yang isinya kembali menyinggung pertemuan Trump-Mamdani hari itu.

"Hari ini saya sampai harus minum sebotol ginger ale setelah melihat Mamdani di Oval Office karena itu membuat saya mual secara fisik-melihat para jihadis Islam menyusup ke pemerintahan kita dan terus dibiarkan menyebarkan jihad Islam dan nilai-nilai anti-Amerika tanpa perlawanan," tulis Loomer.

Di negara Barat, terminologi jihad dan jihadist telah banyak disalahartikan menjadi bermakna buruk dan negatif yang mengarah kepada tindakan ekstremis seperti terorisme.

Tak sampai di situ, Loomer bahkan menilai sikap melunak Trump di depan Mamdani ini pun menjadi pertanda bahwa Partai Republik akan mengalami kekalahan besar dalam pemilu kongres tahun depan dan pemilu presiden 2028.

"Demokrat akan menang telak dalam pemilu paruh waktu setelah hari ini. Mamdani adalah wajah Partai Demokrat," tulisnya.

"Bagaimana GOP (Partai Republik) bisa berkampanye menjelang 2026 jika Mamdani dan kebijakannya kini dianggap rasional dan baik untuk New York?" ucapnya menambahkan.

Sementara itum Elise Stefanik, anggota Kongres yang mencalonkan diri sebagai gubernur New York tahun depan, memberikan reaksi serupa.

"Kita semua ingin NYC sukses. Tapi untuk hal ini, kita harus sepakat untuk tidak sepakat. Jika ia berjalan seperti jihadis. Jika ia berbicara seperti jihadis. Jika ia berkampanye seperti jihadis. Jika ia mendukung jihadis, maka ia adalah jihadis," ujar Stefanik merujuk pada Mamdani.

Inna Vernikov, anggota dewan kota New York dari Partai Republik, menulis bahwa ia "kecewa" Trump telah "melegitimasi" Mamdani.

"Kita tidak boleh menghalalkan seorang Marxis dengan pandangan yang sejalan dengan jihadis," tulisnya.

"Apakah kita lupa bahwa @ZohranKMamdani ingin 'menguasai alat produksi', mengenakan pajak lebih tinggi secara tidak proporsional pada lingkungan kulit putih, dan menghapus unit anti-teror? Apakah kita lupa bahwa ia menolak mengecam 'globalize the intifada' dan menolak mengecam Hamas?" ujarnya menambahkan.

Namun tidak semua pendukung Trump murung.

Steve Bannon, mantan penasihat Gedung Putih yang pernah memuji kemampuan Mamdani dan menggambarkannya sebagai ancaman politik, menyebut Trump sedang memainkan strategi politik yang cermat.

"Ia akan mengangkat Mamdani, yang kebijakannya akan menghancurkan kota itu," kata Bannon dalam diskusinya dengan Posobiec di podcast War Room.

"Trump akan membiarkan dia runtuh karena ia seorang Marxis-jihadis."

Beberapa pendukung Mamdani tampak sama bingungnya dengan pendukung Trump atas pertemuan harmonis itu.

Jumaane Williams, advokat publik New York dari Partai Demokrat, menyebut pertemuan itu "cukup mengejutkan".

"Saya yakin pertemuannya akan berjalan baik, karena saya mengenal siapa wali kota kami. Tapi saya tidak berpikir ada yang bisa memperkirakan hasil seperti ini," katanya kepada Spectrum News NY1.

"Saya pikir buktinya akan terlihat nanti. Tapi mungkin kita berhasil menunda sesuatu yang tadinya tak terhindarkan hanya dalam beberapa minggu. Dan semakin lama kita bisa menunda hal-hal yang merugikan kota kita, semakin baik."

Bill de Blasio, mantan wali kota New York dari Partai Demokrat yang mendukung pencalonan Mamdani, mengatakan pertemuan itu mengingatkannya pada pertemuannya sendiri dengan Trump di Gedung Putih.

"Saya pikir Trump sebenarnya sangat menghormati Mamdani. Seperti kata pepatah, game respects game," katanya kepada CNN.

"Saya mengalami hal yang sama persis. Saya bertemu Trump 10 hari setelah pemilu 2016. Yang saya pelajari adalah, jika Anda berhadapan langsung dengan Trump dan menunjukkan bahwa Anda tidak takut, ia sebenarnya bersedia untuk bernegosiasi dan memberi ruang."

(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER