Di Ambang Perang, Kapal Induk Terbesar AS Merapat di Dekat Venezuela

CNN Indonesia
Senin, 17 Nov 2025 15:49 WIB
Militer Amerika Serikat mengatakan kapal induk mereka kini tiba di Laut Karibia, dekat perairan Venezuela, Minggu (16/11) untuk memperkuat operasi anti-narkoba.
Kapal induk terbesar AS USS Gerald R Ford merapat di dekat perairan Venezuela. (Getty Images via AFP/U.S. NAVY)
Jakarta, CNN Indonesia --

Militer Amerika Serikat mengatakan kapal induk mereka kini tiba di Laut Karibia, dekat perairan Venezuela, pada Minggu (16/11) untuk memperkuat operasi anti-narkoba.

Presiden AS Donald Trump memerintahkan pasukan ditambah untuk upaya anti-narkoba di Karibia. Namun, muncul dugaan AS mungkin mempertimbangkan campur tangan militer ke pemimpin Venezuela, Nicolas Maduro.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komando Selatan AS (SOUTHCOM), komandi pasukan AS di Amerika Latin dan Karibia, mengatakan Pasukan Tempur Kapal Induk USS Gerald R Ford sudah masuk wilayah tanggung jawabnya.

Ia mengatakan pasukan itu masuk ke laut Karibia dan sejalan dengan arahan untuk menjaga tanah air.

"Arahan untuk membongkar Organisasi Kriminal Transnasional dan mengatasi terorisme narkotika demi pertahanan Tanah Air," demikian pernyataan SOUTHCOM, seperti dikutip AFP.

Pasukan itu terdiri dari kapal induk canggih AS, dua kapal perusak dengan rudal, serta kapal dan pesawat pendukung lainnya.

Mereka bergabung dengan sejumlah kapal perang yang berada di Karibia dalam operasi yang disebut "Operasi Tombak Selatan."

Southcom mengatakan ada serangan baru yang terjadi pada Sabtu (15/11) di Pasifik timur menewaskan tiga orang tersangka.

Sejak memulai operasi anti-narkoba pada September, pasukan AS menewaskan 83 orang yang diduga bawa narkoba di perairan internasional.

AS belum kasih bukti orang-orang yang diserang di Karibia atau di Pasifik timur. Namun sebanyak 20 operasi itu merupakan penyelundupan narkoba.

Para pakar menilai insiden itu tindakan pembunuhan di luar proses hukum, meski sasarannya para penyelundup.

Sementara itu, Caracas ibu kota Venezuela melihat pengerahan militer itu sebagai ancaman langsung.

AS tidak mengakui Maduro sebagai pemimpin sah Venezuela dan akan memberikan hadiah $50 juta (sekitar Rp838 miliar) untuk menangkap orang yang memimpin narkoba.

Trump juga mengadakan pertemuan dengan penasihat militer soal opsi ke Venezuela.

"Saya tidak bisa kasih tau apa itu, tapi kami membuat banyak kemajuan dengan Venezuela dalam menghentikan masuknya narkoba," ujarnya di pesawat Air Force One.

Trump pernah mengatakan kepada CBS News, ia ragu AS akan ikut perang dengan Venezuela, namun ia yakin masa kekuasaan Maduro akan usai.

Militer AS juga menyebar di Trinidad dan Tobago, kepulauan terletak dekat pesisir Venezuela.

Pasukan AS dan Trinidad akan mulai latihan pada Minggu (16/11) untuk kedua kalinya kurang dari satu bulan. Namun Maduro mengkritik latihan itu "tidak bertanggung jawab."

(rnp/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER