Zohran Mamdani memenangkan pemilihan wali kota New York City dalam pemilu yang digelar pada Selasa (4/11) waktu setempat.
Mamdani akan menjadi wali kota Muslim pertama di kota terbesar di Amerika Serikat itu, setelah mengalahkan mantan Gubernur dari Partai Demokrat, Andrew Cuomo.
Dalam jajak pendapat terbaru, Mamdani memperoleh sekitar 44 persen suara, beberapa poin di depan Andrew Cuomo. Sementara cawalkot dari Partai Republik, Curtis Sliwa, memperoleh 24 persen suara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir AFP, Mamdani merupakan seorang sosialis berusia 34 tahun yang lahir di Uganda dan besar di New York City. Selama kampanye, dia berfokus pada upaya pengurangan biaya hidup warga New York, membangun dukungan lewat gaya pribadinya yang santai, dan image ramah di media sosial.
Presiden AS Donald Trump melabeli Mamdani sebagai seorang "pembenci Yahudi".
"Setiap orang Yahudi yang memilih Zohran Mamdani, seorang yang terbukti dan mengaku MEMBENCI YAHUDI, adalah orang bodoh," tulis Trump di media sosial beberapa waktu lalu.
Profesor ilmu politik di Universutas Syracuse Grant Reeher mengatakan kemenangan Mamdani akan memicu perselisihan dengan Trump.
"Trump akan memperlakukan New York City dengan lebih agresif. Akan ada semacam pertarungan politik," ujarnya.
Awal pekan ini, Trump menyebut bakal memotong dana pemerintah federal New York City jika Mamdani terpilih.
"Jika kandidat komunis Zohran Mamdani memenangkan pemilihan wali kota New York City, sangat kecil kemungkinan saya akan menyalurkan dana federal selain dalam jumlah paling minimal sebagaimana diwajibkan untuk kota pertama yang saya cintai," kata Trump dalam unggahannya di Truth Social seperti dikutip The Guardian.
"Sebagai presiden, saya tidak ingin mengirimkan uang baik untuk menutupi hal yang buruk. Saya sangat yakin bahwa New York City akan menjadi bencana ekonomi dan sosial total apabila Mamdani menang," paparnya menambahkan.
(blq/dna)