Rumah sakit di Gaza mengeluh belum menerima bantuan sejak gencatan senjata dimulai.
Gencatan senjata tahap pertama dimulai sejak Kamis (9/10). Namun Muhammad Abu Salmiya, direktur RS al-Shifa, Kota Gaza utara, berkata seluruh fasilitas medis di Jalur Gaza belum menerima bantuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal ini menimbulkan kekhawatiran atas nyawa orang sakit dan korban luka setelah para pengungsi kembali ke Kota Gaza," ujar Abu Salmiya seperti dilaporkan Al-Jazeera.
"Kami berpacu dengan waktu untuk menyediakan layanan kesehatan primer bagi semua pengungsi yang kembali ini."
Abu Salmiya menuturkan sebelum perang dimulai dua tahun lalu, sektor layanan kesehatan sudah mengalami kekurangan pasokan yang parah. Menurut dia, apa yang terjadi sekarang jauh lebih parah.
Sementara itu, dia menyebut rumah sakit memerlukan bantuan dalam jumlah besar. Selama tiga bulan pertama, perlu setidaknya ribuan truk karena sektor layanan kesehatan hancur total.
"Kami membutuhkan ruang operasi, obat-obatan anestesi. Kami membutuhkan tenaga medis profesional, dan mereka membutuhkan perlengkapan untuk operasi, terutama bedah saraf ortopedi dan perawatan kanker. Pasien kanker kami belum menerima perawatan apa pun selama dua tahun terakhir," ungkapnya.
(els)