Presiden Vladimir Putin mengakui pasukan Rusia menyebabkan pesawat Azerbaijan Airlines jatuh di Aktau, Kazakhstan hingga menyebabkan 38 orang tewas pada 2024 lalu.
Putin menyampaikan pernyataan itu saat bertemu dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev di Tajikistan pada Kamis (9/10). Putin mengakui ada beberapa faktor yang menyebabkan kecelakaan pesawat terjadi.
Faktor pertama, kata Putin, saat drone Ukraina sedang berada di udara ketika tragedi terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sedang melacak tiga pesawat tanpa awak (drone) yang melintasi perbatasan Federasi Rusia pada malam tragedi itu," ungkap dia, dikutip situs resmi pemerintah Rusia.
Faktor kedua melibatkan malfungsi teknis pada sistem pertahanan udara Rusia.
Putin menerangkan dua rudal yang diluncurkan Rusia tak mengenai pesawat secara langsung. Seandainya ini terjadi, pesawat akan langsung jatuh.
"Rudal-rudal itu meledak, kemungkinan melalui mekanisme penghancuran diri, beberapa meter, mungkin sepuluh meter, dari itu (pesawat)," ungkap Putin.
"Akibatnya, kerusakan terutama bukan disebabkan hulu ledak, melainkan kemungkinan besar oleh pecahan rudal," imbuh dia.
Putin menerangkan karena situasi itu lah pilot Azerbaijan Airlines merasakan pesawat seperti tabrakan dengan sekawanan burung yang kemudian dilaporkan ke pengendali lalu lintas udara Rusia. Semua itu terekam dalam blackbox pesawat.
Saat itu, kata Putin, pilot disarankan untuk melakukan pendaratan darurat di Makhachkala, tetapi dia memutuskan kembali ke pangkalan dan kemudian ke Kazakhstan hingga jatuh di Aktau.
Semua faktor tersebut didokumentasikan setelah analisis menyeluruh terhadap data teknis dan peninjauan rekaman kotak hitam detik demi detik.
Putin lalu menegaskan Rusia akan melakukan segala hal yang diperlukan termasuk pembayaran kompensasi dan penilaian hukum atas tindakan semua pejabat yang terlibat.
"Tentu saja, kata-kata dukungan dan simpati bagi keluarga yang terdampak tragedi ini tak bisa menyelesaikan masalah utamanya. Kata-kata tersebut tak bisa mengembalikan orang-orang yang kehilangan nyawa," ujar dia.
Putin juga menyampaikan permintaan maaf ke pihak Azerbaijan dan menyampaikan duka ke keluarga korban.
Pesawat Embraer 190 jatuh di Kota Aktau, Kazakhstan, dalam perjalanan dari Baku ke Grozny, Rusia pada 25 Desember tahun lalu. Kecelakaan ini menyebabkan 38 orang tewas dan 29 lainnya luka-luka.
Pihak berwenang Azerbaijan sempat menduga kecelakaan disebabkan burung yang menabrak pesawat sehingga mesin gagal fungsi. Dalam penyelidikan, Azerbaijan menyatakan pesawat itu terkena gangguan eksternal sebelum jatuh.
Kecelakaan itu diselidiki secara ketat selama berbulan bulan dan menemukan benda logam asing dalam pesawat.