Emir Qatar menuduh Israel mencoba menggagalkan upaya gencatan senjata di Gaza, Palestina, melalui serangan terhadap pejabat Hamas di Doha. Pernyataan itu disampaikan saat para pemimpin Arab dan Muslim menggelar pertemuan darurat pada Senin (15/9).
KTT gabungan Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) itu diselenggarakan atas inisiatif Qatar guna meningkatkan tekanan terhadap Israel, yang menghadapi desakan global untuk mengakhiri perang dan krisis kemanusiaan di Gaza.
Hamas menyatakan sejumlah pejabat senior mereka selamat dari serangan udara pekan lalu di Doha, yang menewaskan enam orang dan memicu gelombang kecaman, termasuk dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Qatar selama ini menjadi mediator utama dalam perundingan penghentian perang di Gaza, bersama Mesir dan Amerika Serikat. Serangan Israel terjadi saat delegasi Hamas sedang membahas proposal baru dari AS.
"Siapa pun yang secara sistematis berusaha membunuh pihak yang sedang diajak bernegosiasi, jelas berniat menggagalkan proses negosiasi," kata Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, dalam pidato pembukaannya, melansir AFP, Senin (15/9).
"Negosiasi bagi mereka hanyalah bagian dari perang," tambahnya.
Ia juga menuding Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bermimpi mengubah kawasan Arab menjadi zona pengaruh Israel, yang menurutnya adalah ilusi berbahaya.
Israel bersama sekutunya, Amerika Serikat, selama ini berupaya memperluas cakupan Kesepakatan Abraham yang pada 2020 menjalin hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko.
Pertemuan di Doha berlangsung saat Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengunjungi Israel untuk menunjukkan dukungan penuh Washington. Ia dijadwalkan tiba di Qatar pada Selasa (16/9).
Sehari sebelumnya, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dalam pertemuan persiapan mengatakan bahwa sudah saatnya komunitas internasional berhenti menggunakan standar ganda dan menghukum Israel atas semua kejahatan yang telah dilakukannya.
Dalam draf pernyataan bersama, sekitar 60 negara peserta KTT juga menekankan pentingnya keamanan kolektif dan perlunya keselarasan dalam menghadapi tantangan dan ancaman bersama.
Pemimpin dunia yang hadir antara lain Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Raja Yordania Abdullah II dan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif juga hadir.
Pertemuan luar biasa Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang beranggotakan enam negara juga dilaksanakan di Doha pada hari yang sama, menurut media pemerintah Arab Saudi.
Aziz Algashian, peneliti hubungan internasional di Timur Tengah yang berbasis di Arab Saudi, mengatakan banyak pihak kini menantikan aksi nyata, bukan sekadar pernyataan.
"Kita sudah kehabisan retorika. Kini tinggal menunggu tindakan nyata, dan kita akan lihat seperti apa bentuknya," katanya.