AS Selidiki Pejabat Kabinet Obama soal Pencemaran Nama Baik Trump

CNN Indonesia
Selasa, 05 Agu 2025 08:05 WIB
Jaksa Agung AS disebut membuka penyelidikan terhadap sejumlah pejabat pemerintahan Presiden Barack Obama terkait dugaan pencemaran nama baik Donald Trump.
Jaksa Agung AS disebut membuka penyelidikan terhadap sejumlah pejabat pemerintahan Presiden Barack Obama terkait dugaan pencemaran nama baik Donald Trump. (Foto: REUTERS/Kevin Mohatt)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jaksa Agung Amerika Serikat, Pam Bondi, dilaporkan telah menginstruksikan jaksa federal untuk memulai penyelidikan melalui dewan juri (grand jury) terhadap sejumlah pejabat pemerintahan Presiden Barack Obama.

Penyelidikan ini terkait tuduhan bahwa sejumlah pejabat kabinet Obama memanipulasi intelijen terkait campur tangan Rusia dalam pemilu 2016 dan berupaya mencemarkan nama baik Donald Trump lewat tuduhan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fox News yang pertama melaporkan kabar penyelidikan ini. Sementara itu, CNN melaporkan penyelidikan grand jury memungkinkan dikeluarkannya surat panggilan (subpoena) sebagai bagian dari proses hukum pidana terhadap sejumlah pejabat Partai Demokrat.

Dewan juri juga dapat mempertimbangkan untuk mengeluarkan dakwaan apabila Departemen Kehakiman (DOJ) memutuskan membawa perkara ini ke ranah pidana.

Dikutip CNN, penyelidikan ini dilakukan setelah muncul rekomendasi resmi dari Direktur Intelijen Nasional (DNI), Tulsi Gabbard, yang pada Juli lalu membuka dokumen rahasia yang menurutnya melemahkan kesimpulan pemerintahan Obama bahwa Rusia berusaha membantu kemenangan Trump atas Hillary Clinton.

Gabbard mendeklasifikasi sejumlah intelijen pada Juli lalu yang dianggap memperlihatkan sudut pandang baru atas dugaan keputusan pemerintahan Obama bahwa Rusia berusaha membantu kemenangan Trump dalam pemilu 2016.

Dalam konferensi pers, Gabbard menuding bahwa mantan Presiden Barack Obama dan pejabat intelijennya mendorong "narasi yang direkayasa" bahwa Rusia ikut campur dalam pemilu untuk membantu Trump menang, dan menjual narasi tersebut kepada publik seolah-olah sebagai fakta.

"Padahal tidak demikian," kata Gabbard dalam jumpa pers saat itu.

Salah satu dokumen yang dideklasifikasi adalah catatan pertemuan yang menunjukkan bahwa Obama diduga meminta para deputinya untuk menyusun penilaian intelijen pada Desember 2016-setelah Trump menang-yang merinci "alat dan tindakan yang digunakan Moskow untuk mempengaruhi hasil pemilu 2016."

Penilaian intelijen tersebut menekankan bahwa tindakan Rusia tidak mempengaruhi hasil pemilu, namun bertujuan untuk menanamkan ketidakpercayaan terhadap proses demokrasi.

Tak lama setelah rekomendasi tersebut disampaikan, Bondi mengumumkan bahwa Kementerian Kehakiman membentuk sebuah "gugus tugas khusus" untuk mengevaluasi bukti-bukti yang dirilis Gabbard.

Bondi juga meminta Kementerian Kehakiman "menyelidiki langkah hukum selanjutnya yang mungkin diperlukan berdasarkan pengungkapan dari DNI Gabbard."

Dalam surat yang ditinjau oleh Fox News Digital, Pam Bondi secara pribadi memerintahkan seorang jaksa federal untuk memulai proses hukum dan mempresentasikan bukti kepada dewan juri.

Juru bicara DOJ menolak berkomentar terkait penyelidikan ini, namun menegaskan bahwa Bondi memandang serius menanggapi rekomendasi dari Gabbard. Ia menyatakan bahwa Bondi menilai terdapat "alasan kuat untuk kekhawatiran mendalam" dan bahwa langkah-langkah hukum selanjutnya perlu dipertimbangkan.

Namun, CNN sebelumnya melaporkan bahwa tuduhan yang disampaikan Gabbard keliru menggambarkan kesimpulan komunitas intelijen mengenai upaya Rusia mempengaruhi pemilu 2016.

(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER