Menteri Israel Ini Murka Bantuan Gaza Dibuka, Ngaku Tak Diajak Bicara

CNN Indonesia
Minggu, 27 Jul 2025 20:00 WIB
Seorang menteri Israel murka karena pemerintah melonggarkan bantuan kemanusiaan masuk Gaza. Ia juga ngambek karena tak dilibatkan dalam keputusan itu.
Seorang menteri Israel murka karena pemerintah melonggarkan bantuan kemanusiaan masuk Gaza. Ia juga ngambek karena tak dilibatkan dalam keputusan itu. (Foto: AFP/Menahem Kahana)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang menteri Israel murka karena pemerintah memutuskan bantuan kemanusiaan ke Gaza dilonggarkan. Ia mengaku tak dilibatkan dalam pembahasan keputusan itu.

Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengecam keputusan pemerintah Israel yang meningkatkan bantuan masuk Gaza, yang menurutnya bentuk penyerahan diri kepada Hamas.

Politisi sayap kanan ini juga ngambek karena tak diajak bermusyawarah soal peningkatan bantuan masuk Gaza tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada Sabtu malam, saya diberitahu oleh seorang sumber di Kantor Perdana Menteri bahwa selama Sabat, konsultasi keamanan berlangsung tanpa saya," kata Itamar Ben-Gvir, dikutip CNN, Minggu (27/7).

Sabat adalah hari istirahat bagi orang Yahudi, yang jatuh pada Sabtu. Selama Sabat, orang Yahudi yang taat biasanya tidak bekerja, kecuali dalam keadaan darurat.

"Mereka tahu betul, sebagai Menteri Keamanan Nasional, pada hari Sabat pun saya siap untuk setiap acara dan konsultasi keamanan penting," tambah Ben-Gvir.

Ben-Gvir dikenal sosok yang kencang menyuarakan agresi habis-habisan di Gaza dan konsisten menentang gencatan senjata yang dinegosiasikan dengan Hamas.

Ia menyebut keputusan pelonggaran bantuan sebagai bentuk 'menyerah', yang akan membahayakan tentara Israel dan menunda pemulangan para sandera yang tersisa.

"Satu-satunya cara untuk memenangkan perang dan memulangkan para sandera adalah dengan menghentikan sepenuhnya bantuan kemanusiaan, menguasai seluruh Jalur Gaza, dan mendorong migrasi sukarela," ujarnya.

Militer Israel mengumumkan akan membuka koridor bagi bantuan kemanusiaan untuk memasuki Gaza, serta menghentikan operasi tempur di wilayah-wilayah tertentu.

Langkah ini diambil usai Negeri Zionis itu panen kecaman dunia internasional buntut kelaparan parah yang melanda Gaza.

Israel memberlakukan blokade bantuan masuk Gaza selama 11 minggu sejak Maret. Distribusi dibuka lagi pada akhir Mei melalui Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang kontroversial dan didukung AS dan Israel.

Lebih dari 1.000 warga Palestina tewas saat mencoba mengakses bantuan yang disalurkan GHF. Mereka yang kelaparan dan antre bantuan ditembaki militer Israel.

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan kelompok aktivis lainnya mengingatkan dalam beberapa bulan terakhir kelaparan massal sedang menyebar di Gaza.

Genosida Israel di Gaza telah menewaskan 59 ribu lebih rakyat Palestina, sebagian besar warga sipil, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Mayoritas korban kekejian Israel adalah perempuan dan anak-anak.

(pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER