Ngekor Prancis-Kanada, Inggris Juga Mau Akui Palestina

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyatakan pemerintahannya akan mengakui negara Palestina mengikuti sejumlah negara lainnya di Eropa yang semakin vokal mendukung penyelesaikan konflik Israel-Palestina dengan solusi dua negara.

Pernyataan ini disampaikan Sartmer pada Jumat (26/7), setelah sebagian besar anggota Partai Buruh mendesaknya untuk mengikuti langkah cepat Prancis yang mendeklarasikan rencananya mengakui Palestina pada Kamis.

Lihat Juga : Angkatan Laut Thailand Luncurkan Operasi Baru Respons Serangan Kamboja

Sehari sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa negaranya akan mengakui negara Palestina, sebuah langkah yang menuai kecaman keras dari Israel dan Amerika Serikat. Langkah ini mengikuti jejak Spanyol, Norwegia, dan Irlandia yang lebih dulu mengambil keputusan serupa tahun lalu.

Usai berdiskusi dengan Macron dan Kanselir Jerman Friedrich Merz mengenai upaya memberi tekanan pada Israel agar menghentikan perang di Gaza, Starmer mengatakan dirinya lebih fokus pada "solusi praktis" yang dinilainya dapat membawa perubahan nyata dalam mengakhiri konflik.

"Pengakuan terhadap negara Palestina harus menjadi salah satu langkah itu. Saya tidak ragu soal itu," tegas Starmer dalam sebuah video yang diunggah di X, dikutip CNNIndonesia.com.

Lihat Juga : Media Asing Soroti Vonis Hasto, Politikus Oposisi Kedua RI yang Dibui

"Namun, hal itu harus menjadi bagian dari rencana yang lebih luas yang pada akhirnya menghasilkan solusi dua negara dan keamanan yang langgeng bagi rakyat Palestina dan Israel."

Meski demikian, pendekatan Starmer belum mampu memuaskan banyak pihak di internal partainya. Lebih dari 220 anggota parlemen, sekitar sepertiga dari seluruh anggota House of Commons dan mayoritas berasal dari Partai Buruh telah menandatangani surat pada Jumat yang mendesaknya segera mengakui negara Palestina.

Selama bertahun-tahun, pemerintah Inggris secara konsisten menyatakan akan mengakui negara Palestina ketika waktunya dianggap tepat, meski tanpa pernah menetapkan tenggat waktu atau kriteria yang jelas.