Istana soal Perang Thailand-Kamboja: Bisa Berdampak ke Global

CNN Indonesia
Jumat, 25 Jul 2025 15:43 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Republik Indonesia buka suara terkait perang yang terjadi antara Thailand dan Kamboja yang telah memasuki hari kedua pada Jumat (25/7).

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi berharap eskalasi perang yang sedang terjadi diantara kedua negara tersebut tidak meningkat dan berkembang semakin parah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juru Bicara Istana itu mengatakan meningkatnya eskalasi perang yang terjadi di wilayah ASEAN itu bukan tidak mungkin akan berdampak secara global. Termasuk kepada Indonesia yang berada di wilayah yang sama.

"Tentunya kita tidak berharap eskalasi akan meningkat, karena sekali lagi itu akan berdampak secara global, termasuk akan berdampak ke negara kita," ujarnya kepada wartawan di Komplek Istana Kepresidenan, Jumat (25/7).

Di sisi lain, Prasetyo memastikan Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih berada di Thailand dan Kamboja dalam kondisi aman di tengah perang yang sedang terjadi.

Ia mengatakan pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) telah memantau serta menyiapkan langkah mitigasi terhadap WNI yang berada di kedua negara tersebut.

"Kita memastikan warga negara yang tinggal di sana itu aman dan jika terjadi sesuatu, itu sudah kami siapkan mitigasi-mitigasinya," jelasnya.

Lebih lanjut, Prasetyo mengatakan Kemlu serta Kedutaan Besar RI yang ada sudah membuka komunikasi dengan seluruh WNI. Ia juga memastikan langkah-langkah lanjutan telah dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan terburuk.

"Pertama sudah pasti diinformasikan kepada seluruh warga negara kita yang tinggal di sana. Kemudian dibuka ruang komunikasi sehingga kalau terjadi sesuatu kita bisa mendeteksi dan bisa dengan cepat melakukan penanganan," tuturnya.

Perang Thailand dan Kamboja berkobar pada Kamis pagi waktu setempat. Mereka saling membela diri sekaligus menyalahkan.

Imbas pertempuran itu, 15 orang di Thailand dan satu orang di Kamboja tewas, serta lebih dari 120.000 warga di perbatasan kedua negara itu mengungsi.

(tfq/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER