Ide Gila! Pria India Jual Jasa Pasang Iklan di Kepala Botak

Pria di India punya ide gila menjual jasa pasang iklan di kepala botaknya.

Warga Kota Karoor, Ambalappuzha, bernama Shafeek Hashim itu mengkombinasikan antara iklan di kepala dengan tayangan akun Youtube miliknya.

Lihat Juga : Suku Badui dari Arab hingga Banten, Kenapa Punya Nama Sama?

Caranya, ia akan menggambar logo atau kalimat merek perusahaan atau lembaga yang ingin menggunakan jasa iklan di dahi atau kepala botaknya sembari nge-vlog di akun Youtubenya.

Ia memasang tarif Rs50.000 atau setara Rp9,4 juta rupiah untuk sekali pasang iklan di kepala botaknya itu, dikutip dari the New Indian Express.

Pria 36 tahun dari distrik Alappuzha itu sempat ramai di media-media lokal India setelah mengunggah di akun media sosialnya menawarkan sejumlah perusahaan untuk beriklan di kepalanya.

The New Indian Express memberitakan, Hashim mengaku telah mendapatkan kontrak pertamanya dengan salah satu perusahaan di Kota Kochi.

"Setidaknya tiga video akan dirilis di kanal Youtube saya dalam tiga bulan. Saat saya merekam video, kepala saya akan ditonjolkan untuk menarik perhatian penonton," ujar Hashim.

Lihat Juga : Siapa Suku Arab Badui yang Perangi Orang Druze Cs Israel di Suriah?

Hashim menggambar di kepala botaknya menggunakan tato temporer yang mudah dihapus menggunakan sejumlah cairan kimia.

"Saya berharap akan ada tawaran yang lebih baik ke depannya. Ini adalah yang pertama kali di dunia bahwa seorang menawarkan kepalanya sebagai papan iklan," ujar Hashim.

Ia juga memiliki kanal Youtube sendiri yaitu 70mm vlogs dengan lebih dari 28 ribu subscriber. Ide gila Hashim untuk jasa iklan di kepala muncul saat ia sempat memikirkan untuk melakukan transplantasi rambut.

Lihat Juga : Rusia Diguncang 3 Gempa Dahsyat, Muncul Peringatan Tsunami

"Setelah saya pikir-pikir lagi, saya menyadari bahwa kebotakan adalah hal alamiah dan tidak perlu malu. Sebaliknya, saya percaya botak itu indah dan saya ingin menginspirasi orang-orang untuk menjadi diri mereka sendiri," kata Hashim.

"Dengan pemikiran itu, saya memulai dengan ide yang unik," ia menambahkan.