Sniper Israel Tembak Anak-Anak Gaza seperti Main Game

CNN Indonesia
Minggu, 20 Jul 2025 14:02 WIB
Tentara Israel menembaki anak-anak di Gaza layaknya bermain game dengan menargetkan bagian tubuh berbeda tergantung hari dalam seminggu.
Tentara Israel menembaki anak-anak di Gaza layaknya bermain game dengan menargetkan bagian tubuh berbeda tergantung hari dalam seminggu. (AFP/BASHAR TALEB)
Jakarta, CNN Indonesia --

Israel menembaki anak-anak di Gaza. Dokter menyebut penembak menargetkan bagian tubuh berbeda tergantung hari dalam seminggu.

Anak-anak Gaza ditembaki di pusat distribusi bantuan. Nick Maynard, dokter bedah gastrointestinal yang bekerja di RS Nasser di Khan Younis, berkata ia dan tim menemukan "pola cedera yang jelas" pada korban.

"Pada suatu hari semuanya akan berupa luka tembak di perut, di hari lain semuanya akan berupa luka tembak di kepala atau leher, di hari lain lagi akan berupa luka tembak di lengan atau kaki," kata Maynard dalam program 'Today' BBC Radio 4 seperti dikutip dari Arab News.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Buat Maynard, lokasi distribusi bantuan yang dikelola Yayasan Kemanusiaan Gaza adalah 'jebakan maut'. Korban kebanyakan anak laki-laki.

Mereka, lanjut dia, sebagian besar berasal dari titik distribusi yang dimiliterisasi, tempat warga sipil yang kelaparan dan berusaha mendapatkan makanan.

Ia pernah menangani seorang anak laki-laki berusia 12 tahun. Anak itu meninggal di meja operasi akibat luka tembak di dada.

Maynard menambahkan aksi tembak ini mirip seperti permainan buat Israel.

"Mereka memutuskan untuk menembak kepala hari ini, leher besok, testis lusa," kata dokter dari Inggris ini.

Sementara itu, lokasi Yayasan Kemanusiaan Gaza diawaki oleh kontraktor swasta dan tentara Israel. Setidaknya ada 875 warga Palestina yang mencari makan di sana telah tewas ditembak sejak Mei.

Maynard menyebut tingkat malnutrisi pada pasien anak memengaruhi kemampuan mereka untuk pulih dari luka. Pasien mengalami infeksi parah dan meninggal.

"Saya belum pernah melihat begitu banyak pasien meninggal karena mereka tidak mendapatkan cukup makanan untuk pemulihan," ujarnya.

(els/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER