Rekaman percakapan kokpit antara dua pilot Air India AI 171 memperkuat dugaan bahwa kapten memutus aliran bahan bakar ke mesin pesawat hingga jatuh saat lepas landas di Bandara Internasional Ahmedabad pada Juni lalu.
Hal ini terungkap dari sumber yang mendapat penjelasan awal dari pejabat Amerika Serikat mengenai perkembangan investigasi sejauh ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa kopilot yang saat itu mengendalikan pesawat Boeing 787 itu mempertanyakan tindakan kapten yang memindahkan saklar bahan bakar ke posisi yang memutus pasokan ke mesin. Kopilot itu kemudian meminta pilot agar sakelar aliran bahan bakar dikembalikan seperti semula.
Sumber itu mengatakan penilaian dari pihak AS ini belum tercatat dalam dokumen resmi. Penyebab kecelakaan yang terjadi pada 12 Juni dan menewaskan total 260 orang ini juga masih dalam tahap penyelidikan.
Tidak ada rekaman video dari kokpit yang secara pasti menunjukkan siapa yang mengubah posisi saklar tersebut. Namun, berdasarkan isi percakapan yang terekam, penilaian awal menunjukkan bahwa kapten yang kemungkinan besar melakukannya.
The Wall Street Journal menjadi media pertama yang melaporkan informasi awal bahwa dugaan awal pesawat jatuh imbas masalah pada sakelar bahan bakar pada Rabu lalu.
Namun, Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB), yang memimpin penyelidikan, masih enggan banyak bersuara dan berspekulasi soal penyebab kecelakaan ini karena penyelidikan masih berlangsung.
"Beberapa media internasional secara berulang-ulang mencoba menarik kesimpulan melalui pemberitaan yang selektif dan belum terverifikasi," ucap AAIB.
Sebagian besar kecelakaan pesawat disebabkan oleh berbagai faktor, dan berdasarkan aturan internasional, laporan akhir diharapkan keluar dalam waktu satu tahun setelah insiden.
Sementara itu, laporan awal AAIB yang dirilis pada Sabtu lalu memang menyebutkan dugaan pilot dan kopilot kebingungan karena aliran bahan bakar terputus. Terdengar rekaman bahwa keduanya juga saling mempertanyakan kenapa sakelar BBM pesawat bisa dalam keadaan mati.
Salah satu pilot terdengar dalam rekaman suara kokpit mempertanyakan kenapa aliran bahan bakar diputus, sementara pilot lainnya menjawab bahwa ia tidak melakukannya.
Peneliti belum mengungkapkan apakah itu Kapten Sumeet Sabharwal atau Kopilot Clive Kunder, yang mengucapkan kalimat tersebut. Masing-masing merupakan pilot dengan riwayat total jam terbang 15.638 dan 3.403 jam.
Hasil penyelidikan awal AAIB menyebutkan bahwa kedua saklar bahan bakar berpindah dari posisi "run" ke "cutoff" hanya selang satu detik setelah lepas landas, namun tidak dijelaskan bagaimana perpindahan itu terjadi.
Hampir seketika setelah pesawat tinggal landas, rekaman CCTV menunjukkan perangkat cadangan bernama ram air turbine aktif, yang menandakan hilangnya daya dari mesin utama.
Pesawat tujuan London itu mulai kehilangan daya dorong, dan setelah mencapai ketinggian 650 kaki, mulai kehilangan ketinggian.
Laporan tersebut juga menuturkan kedua saklar bahan bakar kemudian dikembalikan ke posisi "run", dan sistem otomatis pesawat berupaya menyalakan ulang mesin.
Namun menurut pakar keselamatan penerbangan, John Nance, posisi dan kecepatan pesawat saat itu sudah terlalu rendah untuk bisa pulih.
Pesawat kemudian menabrak pepohonan dan cerobong asap sebelum jatuh dan terbakar hingga menabrak sebuah bangunan di area kampus fakultas kedokteran terdekat.
(rds)