Tangan Trump Mendadak Memar-Kaki Bengkak, Apa Penyebabnya?

CNN Indonesia
Jumat, 18 Jul 2025 08:06 WIB
Mendadak alami tangan memar hingga pembengkakan di kaki, Trump didiagnosis menderita insufisiensi vena kronis.
Presiden Trump saat menghadiri piala dunia antarklub FIFA. Foto: AFP/ANGELA WEISS
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat Donald Trump didiagnosis menderita insufisiensi vena kronis (chronic venous insufficiency), menyusul spekulasi publik mengenai memar pada tangannya.

Sekretaris Pers Karoline Leavitt mengatakan presiden 79 tahun itu didiagnosis kondisi kesehatan tersebut setelah menjalani tes ultrasonografi (USG).

"[Hasil tes USG] mengungkapkan bahwa [Trump] menderita insufisiensi vena kronis, suatu kondisi jinak dan umum terutama pada individu berusia di atas 70 tahun," kata Leavitt kepada reporter, Kamis (17/7), seperti dikutip AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Leavitt berujar pemeriksaan itu dilakukan setelah Trump dalam beberapa minggu terakhir merasakan sedikit pembengkakan pada kaki bagian bawah.

"[Ia diperiksa oleh dokter Gedung Putih] atas dasar kewaspadaan yang tinggi," ucap Leavitt.

Insufisiensi vena kronis adalah kondisi ketika vena atau pembuluh darah balik di tungkai (seluruh kaki) tidak berfungsi dengan baik.

Sejak beberapa waktu terakhir, publik berspekulasi bahwa Trump tidak sedang dalam kondisi prima. Kondisi Trump diperbincangkan terutama setelah ia menonton FIFA Club World Cup di New Jersey, di mana pergelangan kakinya terlihat bengkak dan tangannya terlihat memar.

Tangan memar Trump sebetulnya sudah beberapa kali terlihat jelas saat ia tampil di publik. Namun, selama berbulan-bulan, Gedung Putih menolak pertanyaan mengenai kondisi tersebut.

Gedung Putih saat itu hanya menyatakan memar di tangan Trump murni karena ia sering berjabat tangan.

Mengenai ini, Leavitt akhirnya terus terang bahwa memar itu terjadi karena efek samping pengobatan kardiovaskular.

"Ini adalah efek samping umum dan jinak dari terapi aspirin," ucap dia.

Dokter Gedung Putih, Sean Barbabella, sementara itu menegaskan bahwa Trump "tetap dalam kesehatan yang sangat baik" terlepas dari kondisinya saat ini.

Dr. Matt Heinz, seorang dokter spesialis penyakit dalam dari Tucson, Arizona, mengatakan kepada AFP bahwa insufisiensi vena kronis "cukup umum", terutama pada lansia.

"Kondisi ini muncul seiring bertambahnya usia, dan akan buruk jika penderita juga mengalami obesitas. Saya tahu Presiden telah menurunkan berat badan jadi saya rasa kondisinya mungkin sedikit lebih baik," ucapnya.

Gedung Putih telah memastikan bahwa kondisi Trump tidak menimbulkan risiko serius. Pemerintah menegaskan bahwa tak ada bukti Trump mengalami trombosis vena atau penyakit arteri.

"[Trump memiliki] struktur dan fungsi jantung yang normal, tidak ada tanda-tanda gagal jantung, gangguan ginjal, atau penyakit sistemik," kata Leavitt.

Kesehatan presiden AS selalu menjadi perhatian, ditambah setelah dua presiden terakhir merupakan yang tertua yang pernah ada.

Kesehatan Presiden sebelumnya, Joe Biden, juga sempat menjadi perbincangan, apalagi setelah Biden kembali mencalonkan diri pada 2024.

Partai Republik dan Trump sempat curiga bahwa Biden menderita penurunan mental dan fisik selama menjabat Presiden. Pada Mei, Biden akhirnya dilaporkan menderita kanker prostat.

Mengenai kondisi Trump, Heinz mengatakan bahwa pembengkakan bisa mengindikasikan sesuatu yang lebih serius seperti masalah jantung. Namun, ia tak ingin berspekulasi.

(blq/dna)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER