Abdullah II menjadi Raja Yordania dari 1999 hingga sekarang, menggantikan sang ayah Hussein I usai wafat. Ia diyakini merupakan keturunan ke-43 Nabi Muhammad.
Abdullah II diklaim sebagai anggota dinasti Hasyimiyah, yang dianggap umat Muslim sebagai klan keluarga Nabi Muhammad, demikian dikutip dari Britannica.
Pada Januari 1999, Raja Hussein menunjuk Abdullah II sebagai pewaris baru mahkota Hasyimiyah. Lalu pada 7 Februari 1999, ia menjadi Raja Yordania usai sang ayah wafat. Abdullah secara resmi dinobatkan menjadi raja pada 9 Juni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama menjabat sebagai Raja, Abdullah banyak mengikuti kebijakan sang ayah. Setelah serangan 11 September 2001 (9/11), Abdullah mendukung upaya Amerika Serikat memerangi terorisme. Mereka juga mengizinkan pasukan Washington mempertahankan pangkalan di Yordania usai invasi AS di Irak.
Abdullah II juga merupakan tokoh penting dalam perjanjian damai Arab-Israel. Ia terus menunjukkan komitmennya dengan berpartisipasi dalam negosiasi solusi dua negara, termasuk bertemu pemimpin Israel dan Palestina. Ia juga mendesak dunia untuk memperhatikan masalah ini.
Imbas ketegangan Israel dan Palestina pada akhir 2010-an, hubungan Yordania dengan Israel memburuk. Abdullah lalu menghadapi tekanan untuk mengevaluasi kembali hubungan kedua negara.
Selama memimpin, Abdullah II juga mengawasi peningkatan dan modernisasi angkatan bersenjata Yordania dalam menghadapi berbagai ancaman keamanan terutama pemberontakan di Irak dan Perang Saudara Suriah.
Yordania juga memiliki kerja sama militer yang erat dengan AS.
Pada 2014, Yordania bergabung dengan kampanye udara AS melawan ISIS di Irak dan Al-Qaeda.
Segalanya tak berjalan mulus saat Yordania di tangan Abdullah II. Di dalam negeri, ia menghadapi kritik dan protes jalanan karena angka pengangguran yang tinggi dan meningkatnya biaya hidup.
Masalah lain yang menjadi sorotan adalah gelombang pengungsi akibat perang Saudara Suriah. Sejauh ini, total jumlah pengungsi Suriah di Yordania mencapai 1,5 juta jiwa.
Abdullah juga dilalporkan berselisih dengan saudara tirinya Pangeran Hamdan. Ia membatasi pergerakan dan komunikasi saudaranya usai dilaporkan menghadiri pertemuan para pemimpin suku untuk menyerukan penggulingan Abdullah II.
Abdullah memiliki nama asli Abdullah bin Al Husayn al-Hashimi, ia lahir pada 30 Januari pada 1962, demikian menurut laporan The Muslim 500.
Ia menempuh pendidikan di Inggris dan Amerika Serikat. Lalu pada 1980, ia lulus dari Royal Military Academy di Sandhrust, Inggris.
Setelahnya, ia bertugas di angkatan bersenjata Yordania. kemudian pada 1993, ia diangkat sebagai wakil Komandan Pasukan Khusus elit Yordania. Ditahun ini pula, ia menikah dengan warga keturunan Palestina dari Kuwait, Rania-al Yasin pada 1993.
Satu tahun kemudian, Abdullah menjadi Komandan Pasukan Khusus hingga ia naik takhta.